Senada, Cambridge Dictionary juga mendefenisikan hal yang sama. Apabila dilihat menggunakan kerangka feminist, maka childfree merupakan otoritas perempuan untuk mengendalikan tubuhnya sendiri dan menentukan jalan hidupnya sendiri.
Topik childfree sedang menjadi trend media sosial. Padahal istilah pertama kali menggunakan kata childfree atau childless dalam sebuah publikasi di Jurnal Marriage & Family Review.
Kata tersebut dipakai untuk menyebut orang tua yang belum memiliki anak (mengalami kemandulan) atau orang tua yang enggan memiliki anak.
Dan kini, istilah childfree lebih erat dengan pilihan seorang wanita yang enggan untuk memiliki seorang anak setelah menikah.
Ini berkembang setelah beberapa pesohor wanita menyatakan bahwa mereka memilih untuk childfree.
Memilih untuk tidak menjalankan fungsi reproduksi secara sepenuhnya.
Pada dasarnya fungsi reproduksi berupa menstruasi (haid), mengandung (hamil), melahirkan, dan menyusui hanya dimiliki oleh wanita.
Pria tidak memiliki fungsi-fungsi tersebut.
Hal tersebut lah yang membedakan kodrat wanita dengan pria.
Lalu, bila ada wanita yang memilih childfree, maka hal ini pastnya dianggap berlawanan dengan kodratnya sebagai orang wanita.
Memilih child free cenderung menempatkan perempuan di luar batasan harapan sosial budaya yang didukung oleh pronatalis.
Pronatalisme berarti bahwa wanita yang memilih untuk tidak melahirkan anak dipandang sebagai tantangan terhadap peran alami wanita dan menolak esensi mendasar dari identitas feminin di masyarakat.
Dalam sebuah penelitian disebutkan, orang yang tidak memiliki anak secara suka rela (childfree) dinilai lebih negatif oleh masyarakat daripada orang yang tidak subur atau yang tidak memiliki penjelasan untuk tidak memiliki anak.
Hegemoni pronatalis yang sangat melekat pada perempuan menyebabkan pilihan untuk tidak memiliki anak selain alasan infertilitas mendapat banyak penolakan.
Hal ini pula sangat melekat pada perempuan menyebabkan pilihan untuk tidak memiliki anak selain alasan infertilitas mendapat banyak penolakan.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perempuan tanpa anak secara sukarela mayoritas memiliki pendidikan yang baik, dengan sedikit waktu luang dan memiliki prioritas lain, seperti hubungan dan karir. (lia)