Baghaei menegaskan bahwa Iran tidak akan mengubah doktrin nuklirnya dan akan terus mengembangkan kemampuan pertahanan diri, termasuk pengembangan rudal balistik dan sistem pertahanan udara yang canggih.
Pada kesempatan yang sama, Baghaei juga menegaskan dukungannya terhadap segala upaya diplomatik yang bertujuan untuk menciptakan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, wilayah yang tengah terlibat konflik dengan Israel.
Iran sendiri telah mendukung kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, yang terlibat dalam konfrontasi militer dengan Israel.
BACA JUGA:Iran Tingkatkan Anggaran Militer, Israel Beri Peringatan
BACA JUGA:DK PBB Serukan Gencatan Senjata untuk Stabilitas Wilayah Pasca Serangan Israel ke Iran
Serangan Balasan Iran dan Israel
Sebelumnya, pada 26 Oktober 2024, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas militer Iran, termasuk pabrik-pabrik yang diduga terkait dengan program nuklirnya.
Menanggapi serangan tersebut, Iran melakukan balasan dengan meluncurkan rudal balistik, yang memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di kawasan.
Dalam serangan balasan pada 1 Oktober, serangan rudal Iran menyebabkan situasi darurat di Israel, dengan warga yang berlindung di tempat-tempat aman untuk menghindari ancaman serangan udara.
Israel, dalam tanggapannya, menggunakan rudal balistik yang diluncurkan dari udara untuk menghancurkan target-target penting di Iran.
BACA JUGA:Pabrik Rudal Iran Diserang, Ancaman Balasan ke Israel Meningkat
BACA JUGA:Negara-Negara Mengecam Israel Pasca Serangan ke Iran
Pengaruh Pengerahan Pesawat B-52
Pengerahan pesawat B-52 ke Timur Tengah oleh AS dianggap sebagai langkah strategis untuk memperingatkan Iran atas segala potensi serangan balasan yang mungkin dilakukan terhadap Israel.
Para analis militer memperkirakan, penggunaan rudal balistik yang efektif oleh Israel dapat menarik perhatian negara-negara lain untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara mereka.
Sementara itu, ahli pertahanan udara Justin Bronk dari Royal United Services Institute di London mengatakan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas Iran menunjukkan kemampuan pertahanan udara Iran yang cukup tangguh.
"Namun, dengan peningkatan sistem pertahanan dan teknologi baru, rudal balistik tetap menjadi ancaman yang lebih sulit ditangkal oleh sistem pertahanan konvensional," ujarnya.
BACA JUGA:Iran Siagakan IRGC, Ancaman Balasan Jika Terjadi Banyak Korban atau Targetkan Infrastruktur Penting