Iran Kritik Kehadiran Pesawat Pengebom B-52 AS Ganggu Stabilitas Kawasan
Kehadiran B-52 AS di Timur Tengah dinilai oleh Iran sebagai gangguan bagi stabilitas kawasan. Foto:Ist/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengkritik pengerahan pesawat pengebom B-52 milik Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, yang menurutnya justru semakin mengganggu stabilitas wilayah tersebut.
Baghaei menegaskan bahwa kehadiran militer AS di kawasan ini tidak akan memengaruhi tekad Iran untuk mempertahankan diri.
“Kehadiran Amerika di kawasan ini adalah sumber ketidakstabilan. Kami tetap berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara kami,” ujar Baghaei dalam konferensi pers yang diadakan pada akhir pekan lalu.
BACA JUGA:Israel Perkuat Pangkalan Udara Nevatim dan Tambah Pengamanan Bagi Pejabat Tinggi dari Ancaman Iran
BACA JUGA:Iran Siapkan Senjata dan Hulu Ledak Lebih Kuat untuk Ancaman Balasan Terhadap Israel di Timur Tengah
Pengerahan pesawat pengebom B-52 ini dilakukan oleh Angkatan Udara AS sebagai langkah tanggapan terhadap ancaman dari Iran.
Langkah ini juga dianggap sebagai bentuk peringatan setelah Iran mengancam untuk membalas serangan Israel terhadap fasilitas militernya pada 26 Oktober 2024 lalu.
B-52: Pesawat Pengebom Jarak Jauh
Pesawat B-52 Stratofortress adalah pesawat pengebom strategis yang dirancang oleh Boeing pada 1950-an dan masih dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).
BACA JUGA:Israel Siaga Menghadapi Serangan dari Iran dan Kelompok Perlawanan
BACA JUGA:Iran Mengancam Tinjau Doktrin Nuklir Jika Eksistensi Terancam, Apa Artinya?
Pesawat ini dikenal karena kemampuannya untuk terbang jauh dengan membawa berbagai jenis senjata, termasuk hingga 70.000 pon (32.000 kg) bom atau senjata lainnya.
Dengan jangkauan lebih dari 14.000 km tanpa pengisian bahan bakar, B-52 menjadi alat tempur utama dalam kebijakan militer AS.
Posisi Iran Terkait Isu Nuklir dan Pertahanan Diri
Meskipun menghadapi berbagai tekanan internasional, Iran tetap konsisten dalam posisinya mengenai isu nuklir dan senjata pemusnah massal.
BACA JUGA:Perang Iran-Israel, Ancaman Terhadap Stabilitas Regional