Media sosial saat ini tidak hanya dipandang sebagai ajang bersosialisasi di dunia maya semata, namun sudah berkembang menjadi ajang menuangkan ide-ide pribadi seseorang yang berkaitan dengan banyak aspek serta membagikannya kepada orang lain.
BACA JUGA:Pacu Literasi dan Inklusi Keuangan, BNI Dukung OJK di FinExpo 2024
BACA JUGA:Luncurkan Program Madrasah Smart Digital, Kembangkan Literasi Digital, Dukung Efisiensi
Bila kita mencermati fenomena yang terjadi di media sosial, kita akan dibuat tercengang. Bagaimana tidak? media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan generasi digital saat ini.
Kedahsyatan kekuatan pengaruh media sosial digunakan untuk memengaruhi opini-opini publik yang menggunakan media sosial tersebut.
Banyak berita-berita beredar di media sosial. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika media sosial disalahgunakan sebagai ajang propaganda negatif untuk suatu kepentingan tertentu.
Rendahnya tingkat literasi di era digital ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang termakan oleh berita ‘hoaks’.
BACA JUGA:Ajari Calistung, Kilang Pertamina RU III Entaskan Buta Aksara
BACA JUGA:Sebar Berbagai Buku, Perangi Buta Aksara
Hal ini tentunya terkait dengan rendahnya minat baca masyarakat dan kedangkalan berpikir yaitu memahami apa yang dibaca.
Di sinilah perbedaan antara orang yang memiliki kecerdasan literasi dan yang tidak.
Berdasarkan hasil Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2024, tingkat penetrasi internet di Indonesia meningkat menjadi 79,5%.
Dengan demikian terdapat 221,563,479 jiwa penduduk terkoneksi dari total populasi 278,6 juta jiwa.
Bijak Berliterasi