BACA JUGA:Iran Siagakan IRGC, Ancaman Balasan Jika Terjadi Banyak Korban atau Targetkan Infrastruktur Penting
Setelah dua dekade sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan Saddam Hussein, Irak mengalami peningkatan stabilitas berkat pendapatan dari penjualan minyak, meski wilayah ini juga menjadi lokasi pertikaian baru.
Kelompok milisi seperti Kataib Hizbullah dan Nujaba telah memperingatkan pemerintah agar tidak mendesak mereka untuk menghentikan tindakan agresif terhadap Israel.
Dalam pertemuan internal, pemimpin Syiah Irak membahas risiko serangan terhadap Israel dan kemungkinan balasannya.
BACA JUGA:Ketegangan Meningkat, China Tunjukkan Dukungan Tegas untuk Iran
BACA JUGA:Hamas Nilai Serangan Rudal Iran Sebagai Aksi Pembalasan
Beberapa anggota parlemen menganggap konfrontasi langsung dengan Israel bisa merugikan Irak, dengan mengusulkan agar kelompok bersenjata yang memiliki drone dan roket berfokus pada pertempuran di Gaza dan Lebanon daripada menyeret Irak ke dalam konflik.