Selain mengajar baca tulis kepada para ibu-ibu, kehadiran tim dari KPI RU III Plaju juga membangun perpustakaan dan rumah edukasi. Dua fasilitas itu untuk mendukung pendidikan non formal terutama untuk ibu-ibu yang putus sekolah. Buku-buku bacaan yang ada di perpustakaan menjadi bahan ajar di rumah edukasi tersebut.
Selain mengajari baca tulis dan berhitung, tim dari Pertamina juga berikan ibu-ibu warga Dusun Sembilang pelatihan pengolahan ikan asin yang kini telah tersertifikasi halal. Juga mengajari bagaimana mengemas ikan asin itu agar menarik. Kemudian memperluas pasar produk ikan hasil itu melalui penguatan Koperasi Sembilang Maju Bersama.
Dengan pendampingan itu, pendapatan anggota koperasi itu dari mengolah ikan laut menjadi ikan asin telah meningkat rata-rata jadi Rp1 juta per bulan. Lewat program Bahari Sembilang Mandiri. “Sehingga hasil tangkapan tidak hanya untuk makan sendiri, tapi dijual dan menambah pendapatan,” ungkapnya.
Romi menambahkan, Pertamina juga fokus mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dengan menanam mangrove. “Kalau mangrove, ditanamnya di wilayah Sungsang, bukan di Sembilang,” bebernya. Setidaknya, sekitar 33 ribu pohon mangrove sudah ditahan pada lahan seluas 10.000 hektar.
Seorang warga Dusun Sembilang yang merasakan manfaat dan program belajar baca tulis dan berhitung tersebut, Keteng (45) berterima kasih atas kepedulian KPI RU III Plaju. Dia mengatakan, sebelumnya hanya bisa menghitung uang, tapi tidak baca tulis. “Dengan diajari baca tulis, saya jadi tidak buta huruf lagi, alhamdulillah,” ungkapnya.
Officer I Communication Relations & Compliance Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, Perliansyah mengatakan, pihaknya memang menjalankan setidaknya tujuh program di kawasan Sembilang, Banyuasin. “Salah satunya, pendidikan non formal bagi orang dewasa yang buta huruf di sana,” jelasnya.
Program lain, penanaman dan pemeliharaan mangrove seluas 4 hektar sebagai sumbangsih Kilang Pertamina Internasional RU II Plaju untuk menjaga kelestarian lingkungan. Lalu, monitoring dan kajian burung migran. Ada pula, penyuluhan dan pemberian makan tambahan bagi masyarakat dan balita sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pengentasan stunting di Sumsel.
Selain itu, mengenalkan pengolahan persampahan. Juga pengolahan hasil laut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Terakhir, mendorong pengembangan ekowisata karena di sana ada Taman Nasional Berbak-Sembilang yang sangat bagus sebagai tujuan wisata.
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari mengatakan, pihaknya akan terus berkomitmen penuh dalam membuka asa masyarakat. Salah satunya masyarakat di wilayah perairan, di Dusun Sembilang, yang secara akses jauh dari daratan.
Upaya ini wujud kontribusi positif dan tanggung jawab Kilang Pertamina Plaju sebagai perusahaan yang berlokasi di Sumsel. “Kami memiliki mimpi dan tujuan yang sama dalam membuka asa Sembilang untuk kehidupan yang lebih baik. Tentu berharap program Bahari Sembilang Mandiri ini dapat memberi manfaat yang lebih luas,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin, Aminudin mengatakan pihaknya punya program Simanis (Siswa Gemar Membaca dan Menulis). Salah satu target lewat program ini menuntaskan buta aksara di jenjang sekolah dasar (SD).
Selain itu, pihaknya juga mendorong SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang secara proaktif mengajak masyarakat melanjutkan pendidikan di satuan pendidikan non formal. Dinas Pendidikan berterima kasih kepada semua pihak, termasuk Kilang Pertamina Plaju yang telah membantu dalam upaya mengentaskan buta aksara di Bumi Sedulang Setudung itu.(*/mh)