SUMATERAEKSPRES.ID – Setelah serangan Israel ke Teheran, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menggelar rapat darurat pada Senin, 28 Oktober 2024.
Rapat ini diinisiasi oleh Rusia, Aljazair, dan China setelah utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.
Dalam rapat tersebut, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Timur Tengah dan Asia Pasifik, Khaled Khiari, menekankan bahwa Guterres mengutuk tindakan yang meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Hizbullah Serang Balik Israel, DK PBB Dipanggil untuk Rapat Darurat
BACA JUGA:9 Ribu WP Menunggak PBB, Realisasi PBB Setara 87,9 Persen dari Target
Ia menyerukan penghentian ancaman perang dan meminta kedua belah pihak untuk mengutamakan perdamaian dan stabilitas, terutama mengingat penderitaan yang dialami masyarakat Timur Tengah selama setahun terakhir.
Khiari juga mengangkat isu kondisi sulit yang dihadapi warga Palestina di Gaza utara, termasuk tingginya angka kematian dan cedera, serta risiko terhadap kampanye vaksinasi polio yang tertunda.
Utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengingatkan bahwa dampak konflik ini dapat meluas ke seluruh Timur Tengah.
BACA JUGA:Pabrik Rudal Iran Diserang, Ancaman Balasan ke Israel Meningkat
BACA JUGA:Negara-Negara Mengecam Israel Pasca Serangan ke Iran
Ia menekankan perlunya tindakan dari DK PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional serta mendesak gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
Vassily Nebenzia, utusan Rusia untuk PBB, mengkritik Amerika Serikat dan sekutunya yang dinilai tidak mencegah serangan Israel.
Ia mengungkapkan bahwa komunikasi AS dengan Israel berkontribusi pada eskalasi kekerasan, seraya meminta Israel untuk menahan diri dari provokasi.
BACA JUGA:Iran Siagakan IRGC, Ancaman Balasan Jika Terjadi Banyak Korban atau Targetkan Infrastruktur Penting
Sementara itu, Fu Cong, utusan China, mengecam serangan terhadap Iran dan menyerukan semua pihak untuk menghormati hukum internasional.