https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Israel dan Hamas Bahas Pembebasan Sandera dan Bantuan Kemanusiaan

Israel dan Hamas Bahas Pembebasan Sandera dan Bantuan Kemanusiaan-Foto: IST -

SUMATERAEKSPRES.ID  – Hamas dikabarkan telah menyetujui kehadiran sementara pasukan Israel (IDF) di Gaza sebagai bagian dari potensi kesepakatan terkait pembebasan sandera.

Langkah ini menandai perubahan sikap Hamas setelah sebelumnya menolak permintaan tersebut selama lebih dari setahun.

Dalam kesepakatan yang sedang dinegosiasikan, Hamas menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan, termasuk warga negara AS, perempuan, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Daftar itu juga mencakup lima sandera yang telah dipastikan meninggal.

Israel, di sisi lain, bersedia menarik pasukannya secara bertahap dari Koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir.

BACA JUGA:Israel Blokade Akses Bantuan di Gaza Utara, Krisis Kemanusiaan Semakin Parah

BACA JUGA:Persoalan Kejelasan Sandera Jadi Syarat Gencatan Senjata Israel-Hamas

Menurut laporan The Wall Street Journal, pembahasan ini melibatkan mediator dari negara-negara Arab. Meski demikian, Hamas hanya akan menerima kesepakatan jika perang di Gaza dihentikan secara permanen. Namun, tuntutan ini disebut mulai dilonggarkan demi mencapai kesepakatan.

Usaha Perdamaian Melibatkan Banyak Pihak

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tetap berkomitmen mempertahankan kehadiran IDF di wilayah Gaza. Kepala Mossad, David Barnea, bahkan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani di Doha, membahas kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata.

Proposal yang diajukan mencakup pembebasan hingga 30 sandera dalam periode gencatan senjata selama 60 hari. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan tahanan Palestina dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Meskipun jumlah sandera yang dibebaskan jauh lebih sedikit dibandingkan kesepakatan sebelumnya, perunding berharap dapat memanfaatkan momentum perdamaian yang sudah tercapai antara Israel dan Hizbullah bulan lalu.

BACA JUGA:Amnesty International Tuding Israel Lakukan Genosida di Gaza, Israel Sebut Itu Sebagai Kebohongan

BACA JUGA:Israel Lancarkan Serangan Udara di Lebanon, Respons Hizbullah atas Pelanggaran Gencatan Senjata Berlanjut

Perundingan yang Kompleks

Diskusi intensif melibatkan berbagai pihak, termasuk penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, pejabat Israel, dan mediator dari Qatar serta Mesir.

Meskipun beberapa upaya sebelumnya gagal karena tudingan sabotase dari kedua belah pihak, harapan tetap ada untuk menyelesaikan konflik yang bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan