LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID — Kabupaten Lahat menunjukkan kemajuan yang signifikan di sektor pertanian, berdasarkan data dari Sensus Pertanian 2023. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RUTP) meningkat mencapai 70.778, atau naik sebesar 13,05% dibandingkan dengan tahun 2013.
Sementara itu, Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 72.567 unit, meningkat sebesar 4,90%.
RUTP merujuk pada rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pertanian, di mana hasil pertanian tersebut sebagian atau sepenuhnya dijual atau ditukarkan.
Di sisi lain, UTP adalah unit usaha pertanian yang dikelola oleh individu, di mana petani perorangan juga menjual hasil pertaniannya.
BACA JUGA:Menjaga Netralitas Penyelenggara Pemilu dan Peran Polri dalam Kamtibmas di Pilkada Lahat
BACA JUGA:Pemuda Diamankan Polisi di Lahat, Diduga Terlibat Peredaran Narkoba
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ibni Norris SE MM, melalui Kepala Bidang Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan, Evi Mardalena SP, menyatakan bahwa ketersediaan pangan di Kabupaten Lahat tergolong aman, baik pada musim panas maupun hujan.
Terdapat 12 komoditi utama yang dipantau, antara lain beras, jagung, kedelai, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, gula, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, dan telur ayam.
"Produksi pangan berasal dari Lahat sendiri dan barang perdagangan dari luar. Semua komoditi utama kami pantau, dan tidak ada yang mengalami kekurangan," jelasnya.
Selain itu, pihaknya melaksanakan pendataan berkala untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil.
BACA JUGA:Kabupaten Lahat Catat Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem Tertinggi dalam Tiga Tahun Terakhir
BACA JUGA:Pendapatan Daerah Lahat Perlu Diversifikasi: Fokus pada PAD dan Sektor Non-Tambang
Meskipun tidak ada daerah yang teridentifikasi sebagai rawan pangan, terdapat 74 wilayah dari total 377 desa/kelurahan yang rentan mengalami masalah pangan pada tahun 2023. Dalam upaya mitigasi, pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai program, seperti operasi pasar, pasar murah, serta program Sumsel Mandiri Pangan.
Dalam jangka panjang, fokus pengembangan dialihkan kepada komoditas pertanian dan perikanan yang sesuai dengan kondisi lokal.
"Kami melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR, untuk memastikan akses dan dukungan yang memadai," tambahnya.