Mitos atau Fakta, Anak Sakit Gondongan Jadi Biru Dipoles Belau sebagai Obat

Sabtu 19 Oct 2024 - 22:30 WIB
Reporter : Tim
Editor : Widi Sumeks

Pada Agustus 2024, menurun hanya tercatat 1 kasus pada anak laki-laki. Lalu September 2024, naik lagi menjadi 9 kasus. Tercatat terjadi pada 6 pasien laki-laki dan 3 perempuan. “Oktober berjalan ini, ada 10 kasus. 8 kasus laki-laki dan perempuan,” urai Yudi. 

Kata Yudi, penyakit gondongan atau mumps disebabkan oleh virus. Sifatnya menular lewat percikan air liur, dari anak yang terkena virus mumps. Meski tergolong penyakit menular, namun gondongan termasuk ’Self Limited Disease’, atau penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. 

BACA JUGA:Mengenal Penyakit Tuberkulosis Paru Gejala, Diagnosis, dan Penanganan

BACA JUGA:Siapkan Gedung untuk KRIS, Miliki 504 Tempat Tidur, RSMH Bangun Gedung Pelayanan Terpadu Penyakit Kanker

"Pengobatannya hanya bertujuan mengurangi gejala. Seperti kalau demam, diberi obat penurun panas. Kalau ada tanda radang atau infeksi, diberi antibiotik. Sambil pasien istirahat yang cukup, dan asupan gizi yang baik. Sebagian besar pasien gondongan akan sembuh,” paparnya.

Soal penggunaan belau pada anak sakit gondongan, Yudi menegaskan sebenarnya secara medis tidak ada hubungan untuk kesembuhan penyakit gondongan. "Itu hanya mitos saja. Tujuannya supaya anak yang dikasih belau malu untuk ke luar rumah. Jadi punya banyak waktu untuknya istirahat yang cukup di rumah," tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim dr Eni Zatila MKM, mengatakan untuk kasus gondongan beberapa bulan lalu memang di Muara Enim. Dialami siswa SD, namun jumlahnya tidak banyak. "Karena gondongan itu cepat menyebar, dan cepat juga sembuhnya," jelasnya.

Penderita yang pernah mengalami sakit gondongan, akan mendapatkan sistem imun. Sehingga tidak akan terkena lagi di kemudian hari. "Untuk mengatasinya bisa dengan cara alami, yakni banyak istirahat, banyak konsumsi air putih, dikompres es, dan makan makanan yang lembut," terangnya. 

Sementara Kepala Puskesmas Kutaraya, Kayuagung, Kabupaten OKI, Muherli, menyebut hingga saat ini belum ada pasien gondongan yang berobat ke puskesmas yang dipimpinya. “Sakit gondongan itu disebabkan infeksi virus pada kelenjar ludah. Namun penyakit ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat menjadi penyakit tiroid," terangnya.

Penyakit ini dapat menyerang anak-anak, risiko terpaparnya lebih tinggi pada anak usia 2–12 tahun. Gejala gondongan pada anak, di antaranya pembengkakan dan nyeri pada kelenjar ludah. Terutama di area rahang, kesulitan berbicara dan mengunyah, sakit telinga, demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan dan kehilangan selera makan.

Penyakit gondongan ini dapat dicegah dengan vaksin MMR, yang diberikan pada saat anak usia 15 bulan dan diulang pada usia 5-7 tahun. “Biasanya penyakit ini akan dites di laboratorium, setelah diketahui hasilnya baru diberikan obat antibiotik. Kalau di puskesmas, pasien akan diberikan antibiotik," imbuhnya.

Untuk itu dia mengimbau, kepada para orang tua agar tetap waspada karena penyakit ini. Bisa disebabkan dari makanan, daya tahan tubuh lemah, dan faktor lainnya. “Jadi tetap jaga kesehatan, terapkan pola hidup bersih dan sehat,” imbaunya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin dr H Azmi Dariusmansyah, mengaku belum menerima laporan ada warga yang mengidap penyakit gondongan. “Namun kami terus berikan sosialisasi untuk berperilaku hidup sehat, mengantisipasi serangan berbagai wabah virus yang ada,” ucapnya.

Dia berharap, warga Bumi Serasan Sekate, tetap sehat dan terhindar segala virus. “Kami juga terus melakukan pengawasan penyebaran virus gondongan, yang kini banyak menyerang kalangan anak-anak di berbagai wilayah,” pungkasnya. (nni/tin/uni/way/yud/air)

 

Kategori :