SUMATERAEKSPRES.ID - Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat setelah serangan mendadak yang dilancarkan oleh pasukan Hizbullah pada markas besar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Haifa pada Minggu (13/7).
Serangan ini berujung pada kematian empat tentara IDF dan menyebabkan setidaknya 58 lainnya mengalami luka parah, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Rekaman yang bocor menunjukkan momen serangan, memperlihatkan sejumlah anggota IDF mengerang kesakitan akibat serangan yang tiba-tiba itu, yang merusak markas mereka.
BACA JUGA:Panduan Tepat Waktu Ganti Oli Motor Sport untuk Performa Maksimal, Ridernya Wajib Tahu Nih!
BACA JUGA:BMKG: Cuaca Ekstrem Sumatera Selatan Selasa 15 Oktober 2024, Hujan Lebat dan Angin Kencang
Situasi ini menambah daftar panjang ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata seperti Hamas dan Hizbullah, yang semakin memanas di tahun 2024.
IDF saat ini tidak hanya fokus pada operasi di Jalur Gaza, tetapi juga meluncurkan serangan di Lebanon dan Suriah untuk menanggulangi kelompok perlawanan.
Ancaman baru muncul dari serangan drone dan rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran dan sekutunya, semakin memperburuk situasi.
BACA JUGA:Cara Membersihkan dan Merawat Kipas Angin Agar Awet dan Tidak Menyebabkan Penyakit di Keluarga
Di dalam negeri, IDF menghadapi tantangan besar terkait keterbatasan pasokan senjata. Operasi militer yang intens telah mengakibatkan persediaan senjata mereka menipis, memaksa IDF untuk melakukan pengelolaan lebih ketat.
Ketegangan ini berpotensi menimbulkan dampak lebih luas, tidak hanya bagi Israel tetapi juga bagi stabilitas Timur Tengah secara keseluruhan.
Di sisi lain, situasi di Gaza semakin parah. Serangan udara dan darat oleh Israel terus menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk warga sipil, yang mengundang kecaman dari berbagai pihak internasional.
BACA JUGA:7 Mobil Mewah Favorit Orang Kaya Indonesia di Tahun 2024, Apa Saja? Ini Dia!