Sakit, Bujangan Gantung Diri di Pohon Jengkol

Minggu 13 Oct 2024 - 19:14 WIB
Reporter : Agustriawan
Editor : Edi Sumeks

LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Diduga putus asa akibat penyakit Tubercolosis (TBC) yang diidapnya tak kunjung sembuh, Agungi (24) nekat mengakhiri hidup dengan cara tragis. Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa tergantung di pohon jengkol pada areal Tempat Pemakaman Umum (TPU)  Kelurahan Bandar Agung, Kabupaten Lahat, akhir pekan lalu.

Saat pertama kali ditemukan oleh salah seorang yang hendak ziarah di TPU tersebut, tubuh korban sudah dalam posisi tergantung, meski kedua tapak kakinya menyentuh ke tanah. Dari laporan resmi di Polres Lahat korban Agung Pribadi iditemukan tergantung di batang pohon dengan tali melilit leher. 

Setelah melakukan olah TKP dan pemeriksaan medis di RSUD Lahat, polisi memastikan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, sehingga dipastikan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri. Kapolres Lahat AKBP God Parlasro Sinaga SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Redho Rizki P STrk SIK MSi menyebut beberapa faktor yang menyebabkan korban tetap tergantung meskipun kakinya menyentuh tanah. Salah satunya adalah elastisitas tali yang digunakan. "Talinya mungkin melar akibat menahan berat badan korban, atau cabang pohon tempat korban menggantungkan diri sedikit melentur ke bawah akibat beban tersebut. 

Hal ini sering terjadi dalam kasus gantung diri dan tidak berarti bahwa korban tidak mengalami kematian akibat gantung diri," ungkapnya kemarin (13/10), ditambah dengan hasil pemeriksaan medis yang memeriksa korban juga menjelaskan bahwa kondisi tubuh korban menunjukkan tanda-tanda khas dari kasus bunuh diri, seperti keluarnya lidah dan beberapa cairan tubuh. Juga tidak ada tanda kekerasan yang dialami korban. "Dugaannya murni bunuh diri," sampainya. 

BACA JUGA:Waduh, Kasus TBC di Indonesia Meningkat pasca-Pandemi Covid- 19

BACA JUGA:Ini Kata Pakar Cara Bedakan Batuk Pneumonia, Asma dan Tuberkulosis (TBC)

Selain itu, dari hasil interogasi terhadap pihak keluarga, diketahui bahwa korban memiliki riwayat penyakit TBC dan sempat menyatakan keinginan untuk menikah, namun kemungkinan besar tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial untuk itu, yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab depresi dan akhirnya bunuh diri. "Korban ada masalah sehingga memilih mengakhiri hidupnya. Sudah kita minta keterangan keluarga terdekatnya," sebut Redho didampingi Kanit Pidum Ipda Denny Aprianto SH MH.

Pihak keluarga korban juga telah mengkonfirmasi bahwa korban memang mengalami tekanan psikologis akibat penyakit yang dideritanya. Keluarga juga menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah dan sudah menandatangani surat pernyataan resmi mengenai hal tersebut. Selain itu berharap agar tidak dipublikasikan.

Kategori :