SUMATERAEKSPRES.ID - Ibu yang baru melahirkan terkadang mendapatkan masalah saat akan menyusui bayinya. Baik itu ASI yang tidak lancar atau bayi dalam kondisi tak bisa disusui secara langsung karena masalah kesehatan tertentu. Jangan khawatir, ada beberapa alternatif pengganti ASI yang dapat diberikan kepada bayi baru lahir.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan yang diproduksi kelenjar air susu dan secara alami akan keluar setelah ibu melahirkan karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin. Semua ahli gizi sepakat ASI merupakan minuman yang paling sesuai bagi bayi hingga usia enam bulan.
BACA JUGA:Si Kecil Bosan Susu Formula, Simak Disini Penyebab dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Susu Sapi atau Susu Ikan? Ini Perbedaan dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Dilansir dari ddoktersehat, ASI mengandung semua nutrisi penting yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya. Karbohidrat murni dalam ASI mampu membantu mengurangi kadar bakteri jahat di dalam saluran cerna si Kecil. ASI pertama atau kolostrum mengandung zat penting untuk membangun antibodi bayi.
ASI juga mengandung protein yang paling pas dengan kondisi pencernaan bayi baru lahir. Komposisi ASI adalah 60% protein whey dan 40% protein kasein. ASI paling nyaman di perut bayi. Semua vitamin, mineral, asam amino, dan lemak yang dibutuhkan bayi baru lahir terdapat di dalam ASI.
Namun, ada beberapa kondisi di mana bayi tidak dapat menerima ASI secara langsung dan memerlukan susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir sesuai anjuran dokter. Demi mencegah bayi kekurangan cairan dan nutrisi, jika diperlukan, dokter akan menyarankan alternatif susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir.
Ada beberapa jenis susu untuk bayi baru lahir, dengan formula dan kandungan yang berbeda. Disarankan untuk meminta pertimbangan dokter atau ahli gizi untuk mendapat rekomendasi susu pengganti ASI bayi baru lahir. Beberapa susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir, berikut ini:
1. Susu formula berbasis susu sapi
Susu formula berbasis susu sapi adalah yang paling umum dikonsumsi.
Susu sapi harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu untuk menyesuaikan kandungan lemak di dalamnya dan memecah proteinnya agar lebih ramah di perut bayi. Bayi baru lahir memiliki daya tahan tubuh yang rentan sehingga penggunaan susu formula berbasis susu sapi harus lebih hati-hati.
BACA JUGA:Sederet Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Yuk Jangan Lupa Minum Susu!
Pastikan bayi tidak alergi protein sapi—ditandai dengan muntah, diare, serta ruam kemerahan pada kulit.
2. Susu formula dari soya
Bagi bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi, maka jenis pengganti ASI lainnya adalah susu berbasis soya. Susu yang berasal dari kedelai mengandung protein nabati yang lebih mudah dicerna daripada protein hewani.
Kandungan susu soya sudah ditambahkan vitamin dan mineral dengan jumlah tertentu agar kandungan nutrisinya mendekati ASI. Susu dari kedelai juga menjadi pilihan alternatif susu untuk bayi yang menderita galaktosemia atau kekurangan laktosa dan mengalami kolik.
Walaupun susu berbasis soya diklaim lebih aman dibandingkan susu sapi, orang tua tetap harus mengawasi reaksi yang ditunjukkan si Kecil. Beberapa kasus anak yang alergi protein sapi juga mengalami alergi pada protein soya.
3. Susu formula hipoalergenik
Susu formula hipoalergenik mengandung protein hidrolisat, protein di dalam susu telah melalui proses hidrolisis baik sebagian maupun seluruhnya.
Proses ini akan mengubah partikel protein menjadi lebih halus dibandingkan protein susu sapi dan susu kedelai. Whey dan kasein dalam susu sapi akan diubah menjadi peptida yang sangat kecil sehingga tubuh bayi tidak lagi mengenalinya sebagai alergen.