Menurutnya, penerapan teknologi dapat memainkan peran penting dalam memastikan keberlanjutan produksi halal dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Salah satu terobosan yang diusulkan adalah penggunaan teknologi blockchain untuk mewujudkan prinsip traceability atau pelacakan dari hulu hingga hilir.
BACA JUGA:8.744 Pelamar CPNS Kemenag 2024 Lulus Pasca Sanggah, Cek Namamu!
BACA JUGA:Kemenag dan OJK Terapkan Skema CWLD untuk Pengembangan Kota Wakaf
“Inovasi teknologi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk halal. Dengan teknologi, kita bisa mewujudkan penyelenggaraan jaminan halal yang berkelanjutan, serta mendukung pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
Menteri Yaqut menekankan pentingnya integrasi layanan antara para pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun dengan lembaga halal luar negeri.
Hal ini, katanya, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong digitalisasi dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang ekonomi digital.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, acara Halal 20 ke-3 secara resmi saya nyatakan dibuka," tutup Menteri Yaqut dengan penuh semangat.