JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Aniroh, Ketua Periodik Muslimat NU 2024, mengingatkan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat terkait konsumsi kental manis, terutama di kalangan anak-anak.
Ia menegaskan bahwa meskipun kental manis terjangkau, penggunaannya sebagai pengganti air susu ibu (ASI) sangat berbahaya.
"Dampak negatif kental manis pada anak dan balita tidak boleh diabaikan," ujar Aniroh dalam keterangan pers baru-baru ini.
Ia menyerukan agar edukasi tentang risiko kental manis terus dilakukan, karena hal ini berkaitan erat dengan upaya pengentasan stunting di Indonesia.
BACA JUGA:Dialog Strategis, Putin dan Pezeshkian Siap Ciptakan Stabilitas di Tengah Ketegangan Timur Tengah!
BACA JUGA:Pilihan Ponsel Lipat Murah 2024 yang Bikin Samsung dan Apple Ketar-ketir, Mana Paling Worth It?
Aniroh menekankan bahwa masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai gizi anak. "Saat ini, penanganan stunting di Lampung Tengah menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.
Data menunjukkan penurunan angka stunting dari 22 persen pada 2022 menjadi 18 persen pada 2024," jelasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa kesadaran orang tua akan bahaya kental manis sangat penting untuk menjaga kemajuan tersebut.
"Penurunan 3 persen ini patut diapresiasi, tetapi pengetahuan ibu-ibu perlu terus ditingkatkan agar angka stunting di Lampung Tengah bisa mencapai 0 persen," tambahnya.
BACA JUGA:Revolusi Berkendara, Kini PT Astra Honda Motor Luncurkan Honda ICON e: dan Solusi Kredit Terjangka
Aniroh juga menegaskan, "Kental manis bukanlah susu. Kita tidak boleh membiarkan perkembangan otak anak terganggu karena konsumsi gula yang berlebihan."
Edukasi berkelanjutan tentang bahaya kental manis menjadi kunci dalam menjaga kesehatan generasi mendatang.