SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi durasi musim hujan sisa tahun 2024 hingga 2025, akan lebih panjang. BMKG mengingatkan akan potensi bencana hidrologi, dan waspada kejadian ekstrem lainnya.
”Curah hujan saat ini sedang meningkat, jadi sudah mulai waspada kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologis pada bulan Oktober atau dasarian 1,” kata Siswanto ST MSi, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
Dikatakan, sebagian wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) sudah memasuki periode masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. “Saat ini peningkatan curah hujan, mulai terjadi di sebagian wilayah Sumatera selatan,” ujarnya.
Curah hujan pada dasarian 3 bulan September 2024, di sebagian besar wilayah Sumsel masih berada pada kategori menengah dengan curah hujan berkisar 51- 150 mm. Untuk ketegori rendah curah hujan berkisar 0-50 mm, di sebagian kecil Muratara, Musi Rawas, Lubuklinggau, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, OKU, Ogan Ilir, OKU Selatan, dan OKI.
Lalu sebagian kecil Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Lahat dan Pagaralam, berada pada kategori tinggi dengan curah hujan 151-300 mm. "Curah hujan tertinggi terjadi di Pos Hujan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, sebesar 239 mm," paparnya.
Sementara peluang curah hujan pada dasarian 1 bulan Oktrober 2024, yakni sebagian besar wilayah Sumsel berpeluang lebih 50 persen terjadi curah hujan menengah, dengan 50-150 mm. "Masyarakat diharapkan tetap waspada akan kejadian ekstrem dan berhati-hati terhadap dampak yang timbul selama periode ini. Bijak dalam penggunaan air, serta selalu menjaga sanitasi lingkungan," imbaunya.
Dalam situs resminya, BMKG per 3 Oktober 2024 merilis prediksi musim hujan di Indonesia tahun 2024-2025. Awal musim hujan di Indonesia akan bervariasi. Dimulai dari wilayah barat Sumatera, yang memasuki musim hujan lebih awal pada Agustus 2024.
Kemudian secara bertahap menyebar ke wilayah timur hingga Desember 2024. Pada umumnya, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode Oktober hingga November 2024.
BMKG menjelaskan, El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan adanya potensi terjadi fenomena La Nina pada akhir 2024. Secara umum, La Nina cenderung menyebabkan kondisi yang lebih basah di Indonesia, namun dampaknya dapat bervariasi di setiap wilayah.
ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Wilayah Sumatera Selatan 2 Oktober 2024, Berawan Hingga Hujan Ringan
Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke arah barat melintasi Samudra Pasifik menghasilkan arus laut yang juga mengarah ke barat dan disebut dengan Sirkulasi Walker. Suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.