Krisis Irigasi di Pulau Pinang: Petani Gagal Tanam, Produktivitas Padi Merosot Drastis

Petani di Pulau Pinang menghadapi tantangan besar akibat irigasi rusak, menghambat panen dan kesejahteraan mereka. Foto: triawsn/sumateraekspres.id--
LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Pertanian padi di beberapa desa di wilayah Kecamatan Pulau Pinang menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan petani.
Di Desa Jati, Kecamatan Pulau Pinang, masalah irigasi yang tidak lancar serta banjir yang melanda pada tahun 2023 dan tahun 2022, membuat hasil pertanian menurun drastis.
Kepala Desa Jati Kecamatan Pulau Pinang Hadi Darmawan mengungkapkan. Di Desa Jati, irigasi yang tidak berjalan optimal menjadi salah satu penyebab utama menurunnya hasil pertanian.
Bahkan sepanjang tahun 2024 lalu banyak petani yang tidak bisa menanam padi.
BACA JUGA: Dampingi Petani Tanam Padi IP300 Seluas 576 Hektare di Kabupaten OKI
Sementara awal tahun 2025 ini hanya sebagian kecil yang memulai menanam di sawah tadah hujan karena telah memasuki musim penghujan.
Bukan hanya di Desa Hati juga di desa yang dialiri irigasi yang rusak seperti Desa Kuba dan Desa Pagar Batu juga membuat produksi pertanian turun.
"Tidak menanam padi tahun 2025, lantaran air yang tidak lancar, karena adanya kerusakan irigasi. Dampak banjir yang terjadi pada tahun 2023, mengakibatkan irigasi tertutup total dan merusak lahan pertanian," ujar Hadi.
Kondisi ini tentu mempengaruhi pendapatan petani yang sangat bergantung pada hasil panen yang stabil dan kualitas irigasi yang memadai.
Sementara biasanya, para petani di desa ini mampu menghasilkan sekitar 2,5 ton padi per hektar dan dapat menanam padi dua kali dalam setahun. Namun bila irigasi normal pernah dalam setahun tiga kali tanam.
Sementara untuk harga jual beras di mesin penggilingan padi tetap bertahan di angka Rp 12.000 per kilogram, sementara harga beras bersih bisa mencapai Rp 15.000 per kilogram. "Sebagian dijual sebagian untuk kebutuhan pribadi," ungkapnya.
BACA JUGA:Menteri Zulhas Tegaskan Pabrik Padi Wajib Beli Gabah Petani Seharga Rp 6.500, Ini Alasannya!
BACA JUGA:Diawali Adanya Ngengat di Daun Padi, Serangan Hama Penggerek Batang Padi