Sungai Buah menjadi salah satu simpul penting yang menghubungkan kawasan ini dengan pusat perdagangan lain seperti Malaka, Jawa, hingga Tiongkok.
Kegiatan perdagangan ini juga memperkaya budaya dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Sungai Buah, yang sejak dahulu dikenal sebagai masyarakat yang terbuka terhadap pengaruh dari luar.
Memasuki masa penjajahan Belanda, ceritanya, sungai Buah tetap menjadi kawasan penting, meskipun fungsinya sedikit berubah.
Pemerintah kolonial memanfaatkan kawasan ini sebagai salah satu titik kontrol untuk mengawasi aktivitas di Sungai Musi, yang menjadi jalur transportasi utama di wilayah Palembang.
Di kawasan ini juga berdiri beberapa bangunan berarsitektur kolonial yang masih bisa ditemui hingga kini, meskipun sebagian besar sudah beralih fungsi.
Belanda juga membangun infrastruktur yang mendukung aktivitas di sekitar Sungai Buah, termasuk gudang-gudang penyimpanan barang dan dermaga kecil.
BACA JUGA:Sungai Aur Merupakan Warisan Alam dan Sejarah yang Terkubur di Tengah Pencemaran
Kehadiran Belanda turut mempengaruhi tata kota di Palembang, termasuk kawasan Sungai Buah, yang mulai mengalami modernisasi dengan dibangunnya fasilitas-fasilitas penunjang perdagangan.
Kini, Sungai Buah masih menjadi kawasan yang ramai hunian penduduk, meskipun aktivitas perdagangan tidak lagi sebesar pada masa lalu. Namun, kawasan ini tetap menyimpan daya tarik historis yang besar.
Beberapa bangunan peninggalan zaman kolonial masih berdiri kokoh, meski sebagian sudah mengalami perubahan fungsi.
Pemerintah setempat kini sedang berupaya untuk menjadikan kawasan Sungai Buah sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Palembang.
Dengan menggali kembali potensi sejarah dan budaya di tempat ini, diharapkan kawasan Sungai Buah dapat menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Selain itu, ada juga sejarah menarik tentang Sungai Buah. Wilayah ini diyakini sebagai lokasi berdirinya Keraton Kuto Gawang pada masa lalu, yang merupakan bagian penting dari sejarah Palembang.
Mengingat, sambung Suherman, keberadaan Sungai Buah bermuara ke Sungai Musi, yang letaknya disamping PT Pusri dan dekat dengan areal keraton Kuto Gawang, yang dipercaya merupakan pintu masuk Kerajaan Palembang tempo dulu. (*)