Hakim di PA dan PN Kayuagung Wait and See Soal Cuti Bersama 5 Hari Oktober, Ini Kata Humasnya!

Jumat 27 Sep 2024 - 12:55 WIB
Reporter : Nisa
Editor : Novis

KAYUAGUNG, SUMATERA EKSPRES.ID- Terkait adanya rencana hakim di seluruh Indonesia akan melakukan "mogok" cuti bersama pada 7- 11 Oktober  selama lima hari mendatang.

Sebagai aksi simbolik  hakim atas sikap pemerintah yang belum memprioritaskan kesejahteraan hakim di tanggapi Humas Pengadilan Agama Kayuagung Kelas 1 B.

Ketua Pengadilan Kayuagung Kelasa IB, Korik Agustian melalui Humas, Muhammad Ismail mengungkapkan, ini bukan mogok tapi  murni cuti tahunan. Karena  ada pergerakan solidaritas Hakim Seluruh Indonesia.

" Rencananya akan ramai-ramai ketemu orang tua kami di mahkamah agung dan pemangku kepentingan yakni pemerintah,"terangnya Jumat (27/9).

BACA JUGA:Dipicu Dendam Lama, Ketua Ormas Dihakimi Mantan Rekan Bisnis

BACA JUGA:Dua Oknum Tukang Ojek Hampir Dihakimi Massa Usai Mencuri Tabung Gas

Dalam rangka memperkuat posisi lembaga peradilan sebagai pilar utama keadilan, gerakan ini memiliki fokus utama pada beberapa hal sebagai berikut pertama Perubahan terhadap PP Nomor 94 Tahun 2012,  yang terkait dengan hak keuangan Hakim, yang sudah saatnya di perjuangkan bersama untuk mendapatkan pengakuan dan kesejahteraan yang layak.

Perjuangan Undang-Undang Jabatan Hakim,  untuk memastikan kedudukan kita sebagai penjaga keadilan dapat terakomodasi dengan baik dan proporsional dalam sistem hukum.

Perjuangan Undang-Undang Contempt of Court, sebagai perlindungan terhadap kewibawaan peradilan dalam menjalankan tugas tanpa intervensi dan tekanan dari pihak-pihak luar.

Terakhir Hak-hak lainnya yang melekat pada jabatan Hakim, sehingga  semua dapat bekerja dengan tenang, adil dan penuh integritas.

BACA JUGA:Hakim Perlu Pengamanan Ekstra, Untuk Meminimalisir Potensi Kekerasan

BACA JUGA:Udin Tidak Terima 3 Bocil Hanya Direhab, Hotman Paris: Mudah-Mudahan Hakim Berani Melakukan Terobosan Hukum

Tapi untuk pihaknya disini masih sesuai arahan dari Pimpinan PA Kayuagung wait and see. " Jadi kami masih menunggu  seperti apa nantinya dan disini ada enam hakim termasuk Ketua PA,"imbuhnya.

Masih kata dia, secara pribadi mendukung ia hakim pengangkatan terakhir 2020. Karena ia pernah merasakan sendiri saat bertugas di NTT transportasi susah dan mahal.

Kemudian kebutuhan sehari-hari mahal fasilitas kesehatan minim karena istrinya memerlukan perawatan khusus perawatan juga tidak ada." Jadi saya merasakan betul suka dukanya,"tandasnya.

Kategori :