Tiga di antaranya tewas di rumah mereka, sementara sisanya dibawa ke Lubang Buaya, sebuah lokasi di pinggiran Jakarta, di mana mereka kemudian dieksekusi.
Para korban tersebut adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
BACA JUGA:Jangan Main-main, Salah Pakai e-Toll Bisa Bikin Kantong Jebol!
Selain keenam jenderal tersebut, Lettu Pierre Andreas Tendean, ajudan dari Jenderal AH Nasution, juga menjadi korban dalam peristiwa ini.
Jenderal AH Nasution, yang sebenarnya merupakan target utama, berhasil melarikan diri, tetapi putrinya, Ade Irma Nasution, tewas akibat tertembak dalam insiden tersebut.
Tujuan G30S PKI
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mendirikan pemerintahan baru yang berideologi komunis.
PKI di bawah pimpinan DN Aidit berusaha menguasai TNI Angkatan Darat, yang dianggap sebagai hambatan utama bagi cita-cita mereka.
BACA JUGA:Resmikan Smelter PT Amman Mineral, Jokowi Dukung Peningkatan Sektor Pertambangan
BACA JUGA:Tren Positif Likuiditas, Uang Sempit M1 Naik 7% di Agustus 2024
Para pemimpin gerakan berusaha menghilangkan pengaruh militer dan memuluskan rencana mereka untuk mengubah Indonesia menjadi negara komunis.
Namun, gerakan ini akhirnya gagal ketika Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad saat itu, berhasil mengambil alih kendali dan memulihkan situasi.
Dampak dan Penghargaan bagi Para Pahlawan
Setelah peristiwa ini, keenam jenderal yang gugur dan Lettu Pierre Tendean diangkat sebagai Pahlawan Revolusi. Gelar ini diakui secara resmi berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, yang menetapkan mereka sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.