PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Perekonomian Sumatra Selatan mengalami pertumbuhan signifikan pada triwulan II-2024 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dengan kenaikan sebesar 4,47 persen secara kuartal (q-to-q).
Semua komponen pengeluaran menunjukkan pertumbuhan yang positif, dengan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 37,78 persen.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan realisasi anggaran pengeluaran pemerintah, termasuk dari APBN, APBD, dan APBDesa, yang naik sebesar 39,24 persen.
Sementara itu, komponen ekspor luar negeri juga mencatat kenaikan sebesar 9,52 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan nilai dan volume ekspor pada sejumlah komoditas utama.
BACA JUGA:Kemenag Buka Kesempatan Beasiswa Non-Degree untuk Santri, Targetkan SDM Pesantren Unggul
BACA JUGA:Sekda Sumatera Selatan Dukung Kirana Pramudita Sanjaya di Ajang Puteri Anak Indonesia Nasional
Ekspor bahan bakar mineral tercatat naik 18,47 persen, ekspor karet dan produk karet meningkat sebesar 7,91 persen, serta ekspor bubur kayu atau pulp tumbuh 4,78 persen.
Komponen pengeluaran lainnya, seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT), mengalami pertumbuhan sebesar 3,45 persen.
Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat, yang mungkin dipengaruhi oleh peningkatan daya beli dan aktivitas ekonomi pasca-pandemi.
Selain itu, pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) juga mengalami peningkatan sebesar 2,87 persen.
BACA JUGA:Penerapan Sistem Sanksi dan Penghargaan dalam Pengelolaan Zakat Penting untuk Akuntabilitas
BACA JUGA:Cara Klaim Asuransi Jiwa Jasa Raharja bagi Pengendara Mobil: Pahami Syarat dan Ketentuannya
Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas lembaga keagamaan, perayaan hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Waisak, serta aktivitas partai politik menjelang pemilihan kepala daerah.
Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencerminkan investasi fisik juga menunjukkan pertumbuhan, meski relatif kecil, yakni sebesar 0,19 persen.
Ini menunjukkan adanya investasi yang berkelanjutan meskipun dalam skala yang lebih moderat dibandingkan komponen lainnya.