JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pada akhir perdagangan, nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp15.395 per dolar AS. Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun menunjukkan stabilitas pada angka 6,63%.
Indeks Dolar AS (DXY) tercatat relatif stabil di level 101,11, sedangkan imbal hasil US Treasury Note 10 tahun mengalami penurunan ke level 3,727%.
Memasuki Jumat pagi, 6 September 2024, rupiah dibuka pada level bid Rp15.380 per dolar AS. Imbal hasil SBN 10 tahun mengalami penurunan menjadi 6,59%.
BACA JUGA:Rupiah Menguat, Bank Indonesia Tegaskan Stabilitas Nilai Tukar Periode Akhir Agustus
BACA JUGA:Gagalkan Penjualan 8 Cula Badak Bernilai Miliaran Rupiah di Palembang
Dalam hal aliran modal asing, data per 5 September 2024 menunjukkan bahwa premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun berada pada angka 68,92 basis poin, meningkat dibandingkan dengan 30 Agustus 2024 yang tercatat sebesar 66,21 basis poin.
Data transaksi selama periode 2 hingga 5 September 2024 mencatat nonresiden melakukan penjualan neto sebesar Rp2,49 triliun.
Ini terdiri dari pembelian neto Rp2,65 triliun di pasar SBN dan Rp2,24 triliun di pasar saham, serta penjualan neto Rp7,38 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
BACA JUGA:Fitri-Nandri Bakal Berikan Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Serang Perahu Getek
BACA JUGA:Fakta Lord Boros di One Punch Man, Penghancur Alam Semesta yang Dikalahkan Saitama
Selama tahun 2024, berdasarkan data settlement hingga 5 September 2024, nonresiden tercatat melakukan pembelian neto sebesar Rp28,80 triliun di pasar saham, Rp11,15 triliun di pasar SBN, dan Rp186,92 triliun di SRBI.
Untuk semester kedua 2024, hingga 5 September 2024, nonresiden tercatat membeli neto Rp28,46 triliun di pasar saham, Rp45,11 triliun di pasar SBN, dan Rp56,57 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.