Ia menekankan pentingnya dukungan dalam bentuk riset teknologi, pembukaan akses luas terhadap ilmu pengetahuan, serta skema pendanaan yang adil bagi negara-negara berkembang.
"Semua itu tidak akan memberi dampak signifikan selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang," ungkap Presiden.
Dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia terbuka untuk menjalin kemitraan global dalam rangka memaksimalkan potensi energi hijau dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif serta berkelanjutan.
"Saya berharap IISF ini bisa menjadi wadah bertemunya pengetahuan, pengalaman, serta sumber daya untuk berkolaborasi menghadapi tantangan iklim. Kolaborasi dan kemanusiaan bukan pilihan, tetapi keharusan," tutupnya.
Dalam acara ini, Presiden Jokowi didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, serta Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.