PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar. Termasuk dari penggunaan energi, konstruksi, hingga perawatan dan pemeliharaan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pembiayaan 150 ribu rumah rendah emisi. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, program tersebut menjawab tantangan perubahan iklim serta mendorong ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan.
“Tahun ini ada 1.000 rumah rendah emisi yang menggunakan minimal 10 persen material ramah lingkungan. Secara bertahap, akan ada 150 ribu rumah dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly pada 2029,” kata Nixon.
Pada pilot project tersebut, lanjut dia, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram sampah plastik. Juga memakai paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi. Dengan demikian, setidaknya akan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik.
BACA JUGA: Perubahan Iklim jadi Ancaman Serius bagi Anak-anak dan Pemuda, Begini Implementasinya
BACA JUGA:Kendalikan Perubahan Iklim pada Subsektor Pembangkit Listrik, Sinergi PLN-Ditjen Gatrik
BTN juga menggerakkan para pengembang kategori rumah rendah emisi untuk memastikan beberapa standar. Di antaranya efisien dalam pemakaian energi, air, pengelolaan sampah, hingga pengurangan polusi.
Untuk efisiensi energi, rumah ramah lingkungan tersebut diwajibkan memiliki banyak ventilasi, plafon tinggi, hingga rasio jendela terhadap tembok mencapai 15-30 persen. ”Standar tersebut ditetapkan agar terdapat sirkulasi udara yang baik," terang Nixon.
Efisiensi air dilakukan melalui penggunaan keran debit kecil, pengolahan sanitasi yang baik, memiliki sumur resapan, hingga penggunaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan pengolahan sampah, rumah harus memiliki bak sampah pilah. Untuk menekan polusi, pengembang diminta menanam 1 tanaman penyerap emisi karbon per rumah.
Juga dengan menggunakan minimal 10 persen material ramah lingkungan pada dinding dan lantai, hingga memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 10 persen dari total luas kawasan perumahan. “Kami percaya, hunian layak, sehat dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup manusia yang tinggal di dalamnya,” beber Nixon.
Sejak 1976, Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 5,2 juta unit. Baik melalui pembiayaan subsidi, non-subsidi, maupun pembiayaan perumahan syariah. Dalam rangka mendukung penuh Program Satu Juta Rumah sejak 2015, bank spesialis perumahan itu telah menyalurkan KPR sebanyak 1,9 juta unit atau senilai Rp403,5 triliun.
BACA JUGA:Berharap IPDA Berkontribusi bagi Perubahan Iklim
Ketua Satgas Perumahan, Hashim S Djojohadikusumo, mendukung inisiatif BTN dalam mendorong pembangunan rumah rendah emisi. Sejalan dengan upaya pemerintahan baru untuk membangun 1 juta rumah di perkotaan dan 2 juta rumah di desa setiap tahun.
“Membangun rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau, karena permintaan akan komponen-komponen ramah lingkungan akan meningkat,” terang Hashim.