Pentingkah Artificial Intelligence (AI) untuk Pembelajaran di Sekolah?

Senin 02 Sep 2024 - 21:59 WIB
Oleh: Irvan Bahri

Tuntutan pembelajaran abad 21 ini dikenal dengan istilah 4C (Critical Thingking, Creative, Comunnication and  Collaboration) haruslah dikemas oleh guru agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

Kehadiran AI pada hakikatnya dapat membantu guru dalam pembelajaran terutama pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran. Bahan ajar merupakan perangkat pembelajaran yang intinya memuat materi yang akan dibahas dapat berupa cetak (artikel, komik, infografis) atau noncetak (video dan audio).

Bahan ajar dimaksudkan untuk membantu siswa belajar tentang subjek atau materi tertentu. Begitu juga media pembelajaran sangat identik dengan TIK tentu menarik sekali jika media pembelajaran dirancang dengan tepat. Secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai perantara guru ke peserta didik untuk mencapai materi pembelajaran. salah satu fungsi media pembelajaran ialah Menarik Perhatian peserta didik. Penggunaan media belajar dapat menarik perhatian, dengan warna atau bentuk yang disajikan diharapkan mampu menjadi pengantar rasa keingintahuan peserta didik terhadap materi yang disajikan.

Semenjak kehadiran AI guru punya banyak pilihan untuk menyusun bahan ajar  dan media pembelajaran yang menarik dan inovatif. Beberapa rekomendasi AI dari penulis untuk guru dapat menggunakan antara lain: Wepik.com, Perplexity.com, Wordwall, Book Creator, Lumen5, Gamma AI, Quiziz, Gemini, Chat GPT, Tome AI.

Beberapa rekomendasi AI ini pernah penulis sampaikan pada kegiatan pengabdian pada masyarakat (Kamis, 28 Agustus 2024) dengan judul pendampingan pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran berbasis artificial intelligence bagi guru di SMPN 1 Muara Enim. 

BACA JUGA:Gelar Haji dan Fenomena Sosial Politik di Indonesia

BACA JUGA:Makna Merdeka Belajar bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Bagaimana Dukungan Sekolah Untuk Guru?

Kompetensi memanfaatkan AI ini tentu harus didukung oleh sekolah dengan cara meningkatkan kompetensi digital guru. Hal ini agar selaras dengan tuntutan bahwa guru harus memiliki kemampuan tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa ujung tombak pendidikan menekankan, pemanfaatan AI secara tepat dapat mendukung proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Ungkapan ini menjadi tidak tepat jika sekolah tidak melakukan kegiatan yang akan memanfaatkan kompetensi digital guru. Banyak alternatif yang dapat pihak sekolah gunakan untuk meningkatan kemampuan memanfaatkan AI ini diantaranya ialah memastikan bahwa akan ada kegiatan pendampingan, pelatihan atau workshop dalam menggunakan AI untuk bahan ajar dan media pembelajaran. Kegiatan ini akan membangun kepercayaan diri guru karena sudah mendapatkan pengalaman dari professional.

Selain itu adanya komunitas belajar di sekolah agar sering melakukan kegiatan berbagi praktik baik sehingga pemanfaatan AI tadi lebih up to date dan berkelanjutan. Memang proses ini harus dipersiapkan dengan baik oleh sekolah agar membangun kompetensi digital bagi guru secara massif. 

 

Etika dalam Penggunaan  Artificial Intelligence (AI)

Etika dalam AI ini penting juga dipahami oleh guru dalam proses pembelajaran. Mengutip dari  Unesco bahwa tujuan  Observatorium Etika dan Tata Kelola AI Global adalah untuk menyediakan sumber daya global bagi para pembuat kebijakan, regulator, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menemukan solusi bagi tantangan paling mendesak yang ditimbulkan oleh Artificial Intelligence.

Observatorium menampilkan informasi tentang kesiapan negara untuk mengadopsi AI secara etis dan bertanggung jawab. AI tentu membuat pengguna kahwatir akan dampak negatifnya. Seperti kekhawatiran beberapa guru menyampaikan bahwa ketika menggunakan chat GPT peserta didik bisa langsung mendapatkan jawaban atau biasanya disebut langsung meng-copypaste.

Kekhawatiran inilah memang menjadi tantangan bagi guru untuk tetap melakukan upaya preventif dalam pembelajaran. misalnya guru melakukan pengecakan terhadap tugan peserta didik dengan mengecek tingkat plagiasnya dengan tools yang ada.  Selain itu juga peran guru untuk menanamkan nilai-nilai integritas selama proess pembelajaran. Sehingga pemanfaatan AI tetap harus ada peran manusia sebagai pengendali dan kontrol.  

Kategori :