QRIS Antarnegara Masuk Korea, BI Jalin Kerja Sama dengan BoK

Senin 02 Sep 2024 - 21:32 WIB
Reporter : Rendi
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea (BoK) menyepakati kerangka kerja sama local currency transaction (LCT) untuk mendorong penggunaan mata uang rupiah dan won dalam transaksi perdagangan kedua negara. Perbankan di Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) dilibatkan sebagai bank appointed cross currency dealer (ACCD) yang akan memfasilitasi operasionalisasi LCT.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menuturkan, kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani pada Mei 2023 dan kesepakatan operasional pada Juni 2024. Kerangka LCT Indonesia-Koesel akan diimplementasikan secara efektif mulai 30 September 2024. ”Kerja sama ini mendorong kuotasi nilai tukar secara langsung (direct quotation) antara rupiah terhadap won serta relaksasi ketentuan yang diperlukan untuk mendorong pemanfaatan LCT,” kata Erwin.

Ke depan, implementasi kerangka LCT akan mendorong peningkatan transaksi perdagangan bilateral. Juga, mengurangi eksposur risiko nilai tukar dan meningkatkan efisiensi transaksi. BI dan BoK menetapkan 14 bank sebagai bank ACCD di Indonesia dan sebanyak 7 bank di Korsel yang akan memfasilitasi operasionalisasi LCT rupiah-won.

Sebelumnya, BI dan BoK telah sepakat dalam pembayaran berbasis quick response code antarnegara (QR code cross border). Kolaborasi pembayaran berbasis QR code dua negara tersebut bertujuan mengakselerasi upaya interkoneksi dan interoperabilitas pembayaran lintas negara. Khususnya dengan menggunakan QR code Indonesian Standard (QRIS) dan QR code pembayaran Korsel yang akan ditentukan oleh BoK.

BACA JUGA:Pekan QRIS Nasional Usai Diadakan, Pembangunan Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Digital di Sumsel Terus Berlanju

BACA JUGA:Pekan QRIS Nasional 2024, BI Sumsel Selenggarakan Festival Jajan QRIS di Palembang Indah Mall

Implementasi QR cross border Indonesia-Korsel akan mendukung transaksi antarmasyarakat di kedua negara. Sehingga mampu mendorong ekonomi dan keuangan digital. Mengingat, jumlah kunjungan turis antar-kedua negara yang cukup tinggi.

Selain itu, konektivitas pembayaran lintas negara juga perlu disinergikan dengan skema mata uang lokal dalam transaksi bilateral. Dengan demikian, mampu mendukung stabilitas makroekonomi dan meningkatkan efisiensi. Apalagi, fenomena strong dollar Amerika Serikat (AS) alias USD menekan hampir sebagian besar mata uang negara-negara di dunia.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy menyatakan, pihaknya berkomitmen memperluas implementasi penggunaan QRIS cross border dengan sejumlah negara. Saat ini kerja sama QRIS cross border sudah terealisasi di Malaysia, Singapura, dan Thailand. BI juga telah menandatangani kerja sama dengan India, Korea, Jepang, dan Uni Emirat Arab (UAE).

Ryan mengatakan, QRIS cross border memiliki potensi pasar yang besar dan pertumbuhan yang positif. Apalagi, transaksi inbound dari turis asing di Indonesia terus meningkat. Hingga Juni 2024, transaksi dari turis Thailand meningkat 13 persen, dari Singapura 28 persen, dan dari Malaysia 8 persen.

Sedangkan transaksi outbound, penggunaan QRIS oleh masyarakat Indonesia di Thailand naik 9 persen dan di Malaysia naik 4 persen. Namun, transaksi di Singapura menurun 12 persen pada periode yang sama. ”Kami tidak berhenti di situ, bergerak lebih jauh koneksi antarnegara lain. Tenaga kerja Indonesia di luar yang kirim remitansi yang selama ini mungkin mahal dalam memperoleh akses bisa semakin mudah dan cepat,” tandasnya. 

 

Kategori :