SUMATERAEKSPRES.ID- Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyatakan, sejak tahun 2022 hingga 2024 sudah menemukan 88 kasus terkonfirmasi cacar monyet (monkey pox) di Indonesia.
"Tahun 2022 ada 1 kasus. Tahun 2023 ada 63 kasus dan di 2024 ada 24 kasus," ujarnya mengutip RRI.
Lebih lanjut ia mengatakan, secara rinci kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, dan Banten 9 kasus.
Lalu Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta (FIY) 3 kasus, dan Kepulauan Riau (Kepri) 1 kasus.
"Kasus terbanyak di Jakarta. Paling banyak ditemukan pada kelompok LSL (lelaki seks dengan lelaki)," ujar Nadia.
Masih kata dia, cacar monyet terlihat seperti penyakit cacar, baik cacar air maupun cacar lainnya.
BACA JUGA:WHO Tetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
BACA JUGA:INNALILLAHI! Pasien Cacar Monyet Meninggal. Bukan Karena Infeksi Mpox, Tapi Karena Komorbid Ini
Hingga kini, angka kematian di Indonesia kurang dari satu persen atau masih tergolong rendah.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan cacar monyet sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).
Penyakit tersebut kasusnya belakangan sedang melonjak di Kongo, Afrika Tengah.
Nadia menyebut, jenis virus monkey pox yang beredar di Afrika Tengah adalah virus berjenis Clade 1b dimana tingkat kematiannya lebih tinggi, bisa mencapai 5-10% dan peyebarannya cepat.
"Total kasus monkey pox di dunia ada 99.338 kasus dengan 231 kematian. Namun, akhir-akhir ini angka kematiannya naik, terutama di Afrika, dan kebanyakan menyerang pada anak-anak," ucapnya.
BACA JUGA:Cacar Monyet Belum Ada Obat, Daya Tahan Lemah, Anak-Anak Lebih Mudah Tertular
BACA JUGA:WARNING, WHO Sebut Wabah Cacar Monyet Sudah Menyebar ke Banyak Negara