Jalani Hubungan Terlarang 3 Tahun, Pelaku Beristri Ngaku Sakit Hati, Pembunuh Perempuan Diikat Pemberat Batu

Rabu 21 Aug 2024 - 22:27 WIB
Reporter : tim
Editor : Edi Sumeks

Hasil visum di RS Bhayangkara M Hasan Palembang, ditemukan 3 luka tusukan di leher korban, dan 1 di dada kanan. “Jadi terhadap tersangka, dijerat Pasal 338 KUHP tengang Pembunuhan, juncto Pasal 365 KUHP tentang Curas, dengan ancaman penjara 15 tahun," tegas Ilham.

Barang bukti yang diamankan dari perkara ini, sepeda motor milik korban, sepeda motor profit All New Honda ACV warna merah milik tersangka, pisau yang digunakan untuk menusuk korban, pakaian korban, handphone Oppo milik korban, dan lainnya.  “Kami belum ditemukan ada catatan kriminalnya (tersangka Akmaludin),” pungkas Ilham.

Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Mati

Pihak keluarga korban, histeris begitu mengetahui jasad perempuan ngapung di bawah Jembatan Pesona Tanjung Senai itu ternyata adalah Ita Anggraini (46). Diketahuinya oleh putri sulung korban, Meisa Melani (23), yang Senin malam itu tengah membuka akun Facebook miliknya.

BACA JUGA:Dalami Motif Pembunuhan Depan Pintu Tol Keramasan, Kapolrestabes: Capek Dia Dikejar-Kejar, Nyerahkan Diri

BACA JUGA:Tertunduk Lesu Dituntut 14 Tahun, Terlibat Pembunuhan Driver Ojol Dekat Gerobak Warung Tuak

Meisa melihat foto yang viral itu, dan sempat menuliskan komentar.  Lalu mendapat kiriman video dari salah satu yang berkomentar di Facebook tersebut. “Kakak langsung menjerut, karena video yang beredar itu mirip ibu kami,” kenang Fitri (17), juga putri korban.

Sebab, Meisa melihat gelang yang masih terpasang pada tangan korban terrsebut, mirip dengan dipakai ibunya. ”Kakak saya langsung ke rumah sakit di Tanjung Senai untuk mengeceknya, ternyata benar ibu kami,” tutur Fitri.

Fitri terakhir bertemu ibunya, 15 Agustus 2024 lalu. Hari Kamis itu, ibunya sempat pulang ke rumah mereka di Kelurahan Kutaraya, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI. “Ngasih uang, tidak lama itu kembali lagi ke tempat bekerjanya,” imbuhnya.

Kepada keluarganya, sambung Fitri, ibunya mengatakan bekerja di rumah makan Pecel Lele, daerah Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten OI. “Sudah lama, menginap di sana. Kami saja tidak pernah diberi tahu lokasi rumah makan itu," sesalnya.

Lanjut Fitri, ibunya sempat mengatakan akan pulang lagi ke Kayuagung, Selasa, 20 Agustus 2024. Hendak menonton anak bungsunya, yang ikut acara karnaval HUT Kemerdekaan RI. “Tapi waktu dihubungi teleponnya Senin malam (19/8), hp ibu sudah tidak aktif lagi,” ucapnya sedih.

BACA JUGA:Soal Rokok Sebatang, Nyawa Melayang, Pembunuhan Juru Parkir oleh Tukang Ojek

BACA JUGA:Masuk 'Kamar Neraka' Lapas, Bendol Tidak Patuhi Senior, Dihabisi Pecatan TNI dan Napi Pembunuhan Berencana

Kakak perempuan korban, Asni (49), menceritakan almarhum awalnya menikah dan bercerai, dengan dikaruniai 2 orang anak. “Lalu menikah lagi, dapat 3 anak lagi. Tapi sekitar setahun yang lalu, suaminya meninggal dunia,” terangnya.

Praktis korban harus bekerja, sebagai tulang punggung keluarga untuk menghidupi kelima anaknya.   “Semasa hidupnya, almarhumah ini tertutup. Tidak pernah mengeluhkan dan menceritakan permasalahan hidupnya,” sebut  Asni.

Karena itu, Asni belum lama ini membelikan korban handphone yang sengaja diaktifkan GPS-nya. Agar lebih mudah mengetahui keberadaannya. “Terakhir map terlacak di Tanjung Senai, setelah itu tidak aktif lagi. Sampai akhirnya ada penemuan mayat itu. Motor dan hp adik saya hilang,” bebernya. 

Kategori :