BACA JUGA:10 Insiden Tongkang Batu Bara di Perairan Sungai Musi. Tahun 2020 Paling Menyedihkan
”Putusnya jembatan ini turut berdampak bagi 8.000 jiwa warga yang tinggal di 3 desa, yang menggantungkan pemenuhan kebutuhan pokok, seperti bahan makanan melalui jembatan tersebut,” ucap Rachmad, usai mendengar penjelasan perangkat desa dan masyarakat.
PANTAUAN UDARA: Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo, memantau dari udara kondisi Jembatan P6 Lalan, yang ambruk tertabrak tongkang batu bara. FOTO: TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM--
Selain itu, mobilitas warga juga terhambat karena putusnya aliran listrik. Menyebabkan tidak berfungsinya BTS (Base Transceiver Station), mempersulit komunikasi. “Harapan saya, perbaikan ini dapat segera dilakukan. Agar masyarakat bisa kembali beraktivitas normal," harapnya.
Untuk sementara, telah disiapkan sarana transportasi bagi warga. Penyeberangan melalui tongkang di dermaga PT Banyu Kahuripan Indonesia (BKI), agar aktivitas sehari-hari masyarakat seperti bekerja dan bersekolah tetap bisa berlangsung.
Yang terjadi Kamis, 15 Agustus 2024, warga yang beraktivitas antre panjang menumpang perahu ketek atau jukung. Baik itu pekerja, atau pelajar. Hendak menyeberang dari P6 Desa Sukajadi hendak menuju P11 Desa Galih Sari, ataupun sebaliknya.
Kepada Sumatera Ekspres, Agoes mengatakan beberapa tahun lalu dia sempat bertugas di Kecamatan Lalan, tapi kini sekarang sudah bertugas di Kecamatan Sekayu. “Jembatan P6 itulah, satu-satunya jalur darat kalau kami naik sepeda motor atau mobil,” kenangnya.
ANTRIAN: Pasca ambruknya jembatan P.6 di Desa Sukajadi, Kecamatan Lalan menimbulkan antrian panjang untuk naik ketek. FOTO: IST--
Memang disebutnya, dari atas Jembatan P6 Lalan itu warga sering memancing ikan. Dengan putusnya Jembatan P6 Lalan, warga pun kembali melalui jalur perairan untuk menyeberang.
“Ladas buayo nunggu wong lewat banyu (air). Sungai Lalan itu habitat buaya sinyulong dan muara,” terang Agoes. (*)