PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini memasuki puncak musim kemarau yang sangat terik. Panas matahari begitu menyengat dan bisa berdampak bagi kesehatan. Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang sekaligus spesialis penyakit dalam RS Dokter Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengatakan dampak sengatan sinar matahari bisa mempengaruhi kulit, apalagi sifatnya terkena berkepanjangan. Kecenderungan di antaranya penderita akan mengalami kulit kering.
"Kondisi matahari yang sangat panas juga dapat memicu dehidrasi karena udara yang panas membuat keringat lebih banyak keluar. Istilahnya ada penguapan air dari kulit maupun dari pernapasan makanya orang akan cenderung dehidrasi dan terjadi heat stroke," ujarnya. Dijelaskan, heat stroke merupakan kondisi dimana terjadinya kekeringan pada tubuh akibat panas. Kadang-kadang gejalanya sampai kejang hingga penurunan kesadaran.
Kondisi ini sering terjadi pada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji pada musim panas. "Tetapi memang cuaca panas kita belum sampai se ekstrim di Arab Saudi. Panas kita ini masih tetap lembab. Kelembaban kita masih tinggi, yang susah panas dan kering," bebernya.
Namun heat stroke dapat mungkin terjadi pada seseorang yang aktivitasnya sehari penuh, mulai dari pagi hingga sore hari seperti pada pekerja kasar. "Perbanyak minum air putih karena ketika cuaca panas banyak sekali penguapan dari kulit maupun mulut dan hidung. Ini justru lebih bahaya dari penyakit kulit. Penyakit kulit sifatnya lama, kronis. Jika dia lama, kronis bisa memicu kanker kulit," paparnya.
BACA JUGA:Bikin Seger Dikonsumsi Saat Cuaca Panas, Buah Semangka Ternyata Punya Sejuta Manfaat
BACA JUGA:Tips Menjaga Kesehatan dan Kecantikan Kulit di Tengah Serangan Cuaca Panas
Selain memperbanyak minum, upayakan tidak terkena sinar matahari langsung. "Bisa pakai payung, topi, jangan banyak keluar rumah kalau yang tidak perlu. Yang penting jangan sampai kontak langsung dengan sinar matahari," anjurnya
Dia pun menyarankan pasien-pasien tertentu seperti pengidap lupus menjauhi paparan sinar matahari langsung. Saat ini suhu panas di Kota Palembang masih berkisara di bawah 40 derajat celcius. Masih relatif aman dibandingkan arus panas di Asia beberapa waktu lalu yang banyak menimbulkan korban jiwa terutama di India.
Menurut BMKG, suhu panasnya tidak akan sampai Indonesia karena dibatasi laut. “Untungnya kita merupakan negara kepulauan, jadi arus panas tidak sampai Indonesia. Pada musim haji suhu panas di Arab Saudi bisa mencapai 50 derajat celcius, sementara di Palembang selama suhunya paling tinggi 34 derajat celcius," tandasnya.