Kebakaran Lahan Gambut: Penyebab, Dampak, dan Upaya Penanggulangan

Kamis 15 Aug 2024 - 17:55 WIB
Oleh: Rohim

SUMATERAEKSPRES.ID - Kebakaran lahan gambut merupakan salah satu masalah lingkungan yang sangat serius, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki ekosistem gambut luas seperti Indonesia, khususnya provinsi Sumatera Selatan.

Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan gambut seluas 921.095 hektar yang tersebar di dataran rendah di sekitar Sungai Musi, Sungai Sugihan, Sungai Komering, Sungai Lumpur, dan Sungai Lalan, serta di daerah pesisir.

Lahan gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik yang terdekomposisi secara perlahan dalam kondisi anaerobik dan jenuh air, menyimpan sejumlah besar karbon yang terikat dalam lapisan tanahnya.

Selain itu, gambut memiliki karakteristik unik, meliputi aspek fisik, kimia, vegetasi, dan ketebalannya. Ketika terjadi perubahan vegetasi, dari vegetasi primer atau sekunder menjadi vegetasi pionir, pola lanskap lahan gambut mengalami perubahan, terutama dalam hal penurunan daya dukung lahan dan peningkatan kerentanan terhadap kebakaran.

BACA JUGA:Memaknai HUT RI ke-79 Menuju Visi Indonesia Emas 2045

BACA JUGA:Jangan Biarkan Permisifitas Masyarakat terhadap Korupsi Meningkat

Penyebab Kebakaran Lahan Gambut

Kebakaran lahan gambut pada periode tahun 2006–2008 mengakibatkan kerusakan sekitar 1,2 juta hektar lahan gambut di Sumatera Selatan, khususnya di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, serta Musi Banyuasin.

Pada tahun 2015 kebakaran hutan dan lahan semakin memperparah degradasi hutan rawa gambut di daerah tersebut.

Penyebab utama kebakaran lahan gambut adalah aktivitas manusia yang tidak terkendali, terutama terkait dengan pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembukaan lahan adalah teknik tebang dan bakar, yang dianggap murah dan cepat.

BACA JUGA:Mengenal Disorders of Sex Development (DSD)

BACA JUGA:Fakta tentang Tuberkulosis di Sumatera Selatan

Namun, praktik ini sangat berbahaya di lahan gambut, karena api yang dibakar di permukaan dapat dengan cepat menjalar ke lapisan gambut yang lebih dalam, yang kaya akan bahan organik kering dan mudah terbakar.

Selain itu, intervensi manusia, seperti pembukaan lahan dan pembangunan drainase untuk kepentingan perkebunan juga berkontribusi pada kekeringan lahan gambut.

Kategori :