BACA JUGA:Terkuak! Asal Usul Istilah Mabuk Kepayang Ternyata Berasal dari Buah Ini
BACA JUGA:Sederet Fakta Menarik Seputar Sabun Mandi, Dari Sejarah Hingga Manfaatnya di Era Modern
- Pecahan Kapal
Dalam perjalanannya kembali ke kampung halamannya, kapal Sawerigading diterjang badai besar dan pecah menjadi tiga bagian. Pecahan kapal tersebut terdampar seperti di wilayah Ara, Tanah Beru, dan Lemo-lemo di Kabupaten Bulukumba.
Masyarakat setempat kemudian merakit kembali pecahan kapal tersebut menjadi kapal yang sangat megah, yang hingga kini dikenal sebagai Kapal Pinisi.
- Penggunaan
Kapal Pinisi digunakan oleh pelaut dari suku Bugis, Konjo, dan Mandar di Sulawesi Selatan untuk perdagangan dan pelayaran jarak jauh. Kapal tersebut terkenal karena kekuatannya dan kemampuan mengarungi lautan luas.
Tidak sembarangan dalam membuatnya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan Kapal Pinisi. Proses pembuatan Kapal Pinisi adalah tradisi yang kaya akan nilai budaya dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Berikut adalah tahapan utama dalam pembuatan Kapal Pinisi:
BACA JUGA:Mau Tahu Sejarah Lomba Balap Karung? Simak Disini Penjelasannya
BACA JUGA:Sering Dianggap Mistis, Ini Pengertian hingga Asal Usul Malam Satu Suro
- Pemilihan Hari Baik
Proses dimulai dengan memilih hari baik untuk mencari kayu. Biasanya, hari ke-5 atau ke-7 dalam bulan pembuatan kapal dipilih karena dianggap oleh masyarakat, ini akan membawa keberuntungan bagi para nelayan atau pemilik kapal tersebut.
- Pencarian dan Penebangan Kayu
Kayu yang digunakan tidak sembarangan, biasanya kayu yang digunakan adalah kayu besi, bitti, kondela, atau punega, yang dikenal kuat dan tahan lama. Kayu tersebut kemudian ditebang, dikeringkan, setelah itu dipotong sesuai dengan bagian-bagian kapal.
- Perakitan