BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID – Kondisi kemarau yang terjadi saat ini ternyata berdampak juga kepada para petani padi. Khususnya petani yang memiliki lahan di areal sawah tadah hujan. Karena lahan areal persawahan terancam mengalami kekeringan.
Hal ini diungkapkan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten OKU, Asnawi.
BACA JUGA:Lahan Sawah Percepat Perluasan Areal Tanam
BACA JUGA:Tak Beli Beras Sepanjang Tahun, Manfaatkan Sawah Tadah Hujan
“Kalau sekarang para petani padi di Kabupaten OKU, khususnya petani sawah tadah hujan sudah setop sementara. Mereka belum bisa bertanam,” ujarnya dikonfirmasi, Rabu (7/8).
Dikatakan, sejak kemarau yang hampir terjadi sekitar 2 bulan berdampak kepada areal pertanian sawah tadah hujan.
Seperti petani sawah tadah hujan di daerah Ulu Ogan, Banuayu, dan juga Peninjauan. ‘’Kalaupun ada hujan turun sesekali, tak banyak untuk areal persawahan tadah hujan,’’ katanya.
Untuk sebagian petani ada juga yang sudah hampir masuk masa panen. ‘’Karena kondisi kering dan tanah menjadi retak-retak, panen padi juga hasilnya tidak maksimal.
Banyak bulir padi yang sudah ditanam isinya kosong atau hampa,’’ katanya.
Dicontohkan, untuk areal tanaman padi sawah hujan di Desa Banuayu, banyak tanaman padi yang sudah menguning karena kering.
“Saya bertanam padi di areal sekitar 1,5 hektare, diperkirakan yang bisa menghasilkan sekitar 35 persen. Jadi hanya sedikit saja yang bisa dipanen” ujarnya.
BACA JUGA:Maksimalkan Sawah Tadah Hujan
BACA JUGA:Masih Andalkan Tadah Hujan
Terpisah, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian OKU Septi Anita saat dikonfirmasi membenarkan kalau petani padi saat ini banyak yang belum mulai bertanam kembali.
”Petani banyak menunggu masuknya musim hujan baru mulai bertanam kembali,” ujarnya. (bis/)