BACA JUGA:PT KAI Service Buka Loker Bagi Lulusan SMA Sederajat, Pendaftaran Tutup 26 Juli, Cek Posisinya
2. Peran dalam Pertahanan
Pada masa Kedatuan Sriwijaya maupun di masa Kerajaan Palembang, perahu bidar digunakan oleh prajurit untuk berperang dan mempertahankan wilayah mereka.
Perahu-perahu dirancang untuk kecepatan dan kelincahan saat berada di air.
3. Perayaan dan Ritual
Lomba bidar sendiri mulai diadakan juga sebagai bagian dari perayaan dan ritual adat. Salah satu momen penting adalah saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia dan Hari Jadi Kota Palembang, di mana lomba ini menjadi acara tahunan yang dinantikan oleh masyarakat.
5, Evolusi dan Modernisasi
Seiring berjalannya waktu, lomba bidar juga mengalami modernisasi. Perahu-perahu atau Bidar yang digunakan untuk lomba kini lebih bervariasi dalam ukuran dan desain, namun tetap mempertahankan elemen tradisionalnya. Lomba ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antarwarga.
BACA JUGA:HBA Kritik Proses Musda HIPMI Sumsel yang Dianggap Tidak Sesuai AD/ART, Ini Katanya!
6. Pengakuan dan Popularitas: Lomba bidar kini tidak hanya dikenal di Palembang, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah. Acara ini menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang memperkaya identitas kota Palembang.
Legenda Bidar
Legenda Bidar di Palembang berkaitan dengan kisah Putri Dayang Merindu, seorang putri cantik yang diperebutkan oleh dua pria.
Menurut cerita, perlombaan bidar diadakan untuk menentukan siapa yang akan memenangkan hati dari sang putri.
Namun, perlombaan tersebut berakhir tragis ketika kedua pria tersebut ditemukan meninggal di bawah perahu bidar yang terbalik
. Putri Dayang Merindu, yang sangat mencintai kedua pria tersebut, akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan pisau beracun.