Dalam upayanya untuk memperkuat efektivitas pendidikan Pancasila, Romo Benny menyarankan pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan berorientasi pada praktik.
Metode ini termasuk penggunaan studi kasus, diskusi kelompok, serta kegiatan praktik yang relevan dengan kehidupan nyata.
"Tidak cukup hanya dengan pengetahuan, tetapi perlu adanya praktek yang memungkinkan siswa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan mereka sehari-hari," tambahnya.
Untuk menanggulangi tantangan dalam membangun kembali pendidikan Pancasila sebagai kurikulum wajib, perlu dilakukan langkah-langkah konkret seperti konsistensi dalam kebijakan pendidikan, pelatihan bagi guru, pengembangan bahan ajar yang relevan, serta sosialisasi secara luas kepada masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.
BACA JUGA:Epson Meluncurkan Printer In-Line Monna Lisa Direct-to-Fabric Terbaru
BACA JUGA:Jalin Sinergi, BRI dan Muhammadiyah Berikan Kemudahan Jasa dan Layanan Perbankan
"Melalui pendidikan Pancasila yang kuat dan terintegrasi, saya yakin kita dapat melahirkan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman dengan kepala tegak," pungkas Romo Benny dengan optimisme.
Dengan demikian, peran pendidikan Pancasila bukan hanya sebagai pewaris sejarah, tetapi sebagai penuntun bagi generasi muda dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik dan beradab.