OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID - Pembuatan sumur bor di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan mulai marak.
Itu dampak macetnya pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Komering.
Lalu apa dampak pembuatan sumur bor terhadap lingkungan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKU Timur Feri Hadiansyah ST MM memberi jawaban atas pertanyaan itu.
Menurut Feri, sumur bor memberi dampak lingkungan, yakni secara geologis dapat berpotensi mengakibatkan longsor.
BACA JUGA:Pencurian Water Meter Marak di Empat Lawang, Begini Imbauan dan Tindakan dari Perumda
BACA JUGA:Siaga Karhutla, OKI Gelar Simulasi Penanggulangan Kebakaran Hutan
Itu lantaran pembangunan sumur bor yang biasanya jarak antar sumur terlalu dekat.
Feri menjelaskan jarak ideal sumur bor dengan septik tank minimal 10 meter. Sedangkan jarak antar sumur bor kurang lebih 50 sampai 100 meter.
"Dengan jarak antar sumur terlalu dekat, kemudian pengambilan air secara terus menerus. Sehingga membentuk cekungan dibawah tanah. Oleh karena itu jika terlalu dekat jarak antar sumur bor potensi longsor akan semakin besar," katanya, Jumat 12 Juli 2024.
Tidak hanya itu, penggunaan sumur bor terua menerus membuat ketersediaan air bawah tanah akan berkurang. Sehingga semakin dekat jarak antar sumur bor akan semakin cepat air bawah tanah habis.
BACA JUGA:Perdana, Ngaben di Desa Mukti Jaya, Simbol Ikhlas dan Pelepasan Jiwa
BACA JUGA:Bangunan Balai Desa Ambruk, Tiang Tak Tahan Topang Lantai Beton
"Lalu dengan jumlah yang banyak mengakibatkan beberapa sumur bor yang tidak terlalu dalam akan kering hanya beberapa sumur bor yang dapat bertahan lama," bebernya.
Menyikapi permasalahan PDAM Way Komering hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mencarikan solusi terbaik.
Karena untuk kepentingan air bersih masyarakat, dengan sumberdaya air dari yang cukup memadai maka tentunya harus memperhatikan pelayanan yang paling utama.