Lahat, Sumateraekspres.id - Desa Pagar Ruyung, Kecamatan Kota Agung, Sumatera Selatan, memunculkan potensi baru dalam dunia pertanian dengan budidaya ubi madu atau yang juga dikenal sebagai ubi rambat.
Petani setempat kini sedang menikmati musim panen yang menguntungkan setelah dua tahun mengeluti tanaman ini.
Ubi madu menjadi pilihan utama karena prospek bisnisnya yang menjanjikan. Dengan nilai jual mencapai Rp2500 per kilogram di tingkat kebun, tanaman ini tidak hanya memberikan hasil yang melimpah tetapi juga menjadi alternatif ekonomi menarik bagi masyarakat lokal.
Atra, salah satu petani terkemuka dalam budidaya ini, telah berhasil memanen hasil yang memuaskan setelah dua tahun bertanam. Menurutnya, ubi madu relatif mudah dalam perawatannya dan dapat dipanen setiap empat bulan sekali. "Dalam satu hektar lahan, kita bisa memperoleh hasil hingga 15 ton ubi madu," jelasnya.
BACA JUGA:Pilkada Lahat 2024: Siapa Saja Pasangan Calon Potensial? Simak Yuk!
BACA JUGA:Rapat Koordinasi di Lahat Bahas Netralitas ASN Jelang Pilkada 2024, Ini Penegasan Pj Bupati Lahat
Selain itu, keuntungan dari harga jual yang stabil juga menarik minat petani untuk beralih ke budidaya ini. Dengan potensi yang besar, sekitar 10 petani di sekitar Desa Pagar Ruyung telah mengadopsi budidaya ubi madu sebagai bagian dari usaha mereka, di samping tanaman lain seperti kopi dan padi.
Budidaya ubi madu memiliki siklus panen yang relatif singkat, yaitu empat bulan sekali, memungkinkan petani untuk mengatur jadwal tanam dan panen secara efisien.
Hal ini menjadi salah satu keunggulan utama yang menjadikan ubi madu sebagai pilihan utama dalam diversifikasi usaha pertanian di daerah ini.
Dengan berbagai potensi ini, industri ubi madu di Lahat, Sumatera Selatan, menjanjikan peluang yang cerah bagi pengembangan pertanian lokal di masa depan.