PALEMBANG - Untuk menangkal penyebaran paham radikal terorisme, penguatan ideologi Pancasila harus ditingkatkan di masyarakat, terutama bagi generasi muda dan mahasiswa yang menjadi sasarannya. Komjen Pol Boy Rafli Amar MH, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjelaskan berdasarkan data global terorisme Index 2022, Indonesia di posisi 24 negara yang paling terdampak terorisme.
“Sementara untuk tingkat perdamaian, Indonesia menduduki peringkat 47 dari 163 negara. Aksi terorisme bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja," tegasnya pada Dialog Kebangsaan Kesiapsiagaan Nasional dalam rangka pencegahan radikal terorisme menjelang Pemilu 2024 di Ballroom Hotel The Aryaduta Palembang, kemarin (2/3).BNPT, diakuinya, mengajak seluruh masyarakat bersatu melawan aksi radikal terorisme. "Kesiapsiagaan ini mengajak masyarakat lebih kuat dalam pencegahan dan menangkal aksi terorisme," ungkapnya. Masyarakat harus melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme. Mereka menginginkan perubahan dengan cara yang tak benar, yakni dengan aksi kekerasan dan teror kepada masyarakat.
"Mereka ingin mengubah ideologi Pancasila dan bentuk negara khilafah," ungkapnya. Padahal Indonesia adalah negara beragam agamanya, budaya, serta suku. Pancasilalah sebagai ideologi pemersatu bangsa Indonesia. Terlebih menjelang Pemilu 2024, kondisi masyarakat pasti terpolarisasi dan terpecah belah pada pesta demokrasi. "Kita menghadapi tantangan cukup berat jika kondisi masyarakat terpecah," ucapnya.BACA JUGA : Tradisi Haul dan Ziarah Kubro Palembang, Hadirkan Tamu dari Brunei hingga Yaman Hal itu menjadi peluang orang tak bertanggung jawab melakukan hal-hal tak diinginkan. Dalam pemilu terjadi perbedaan pemandangan pemilihan politik. "Saya mengajak masyarakat saling menghargai perbedaan pilihan politiknya,” ungkapnya.
Sementara Dialog Kebangsaan Kesiapsiagaan Nasional juga menghadirkan narasumber Dr Muhammad Sabri MAg, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila. Lalu Dr Riduan SH MH, Wakil Dekan Fakultas Hukum Unsri Palembang dan H Albar Subari SH SU, Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan."Ancaman terbesar terorisme justru serangan propaganda ideologi secara massif," kata Dr Muhammad Sabri MAg. Pasalnya dapat mempengaruhi pola pikir dan pandangan masyarakat. "Serangan ideologis ini yang lebih berbahaya," ucapnya. Cara yang paling efektif melawan aksi terorisme melalui semangat dan kesadaran bela negara serta penanaman nilai-nilai luhur ideologi Pancasila. (yud/fad)
Kategori :