MARTAPURA, SUMATERAEKSPRES.ID – Tikus dalam bahasa latinnya Rattus argentiventer merupakan salah satu hama bagi tanaman padi. Hama ini memang menjadi momok bagi pertanian. Karena bisa menyebabkan kerugian bagi pertanian.
Hama tikus memiliki karakteristik yaitu berkembang biak sangat cepat. Sepasang tikus mampu menghasilkan lebih dari 1.000 ekor keturunan dalam kurun waktu 1 tahun. Lubang tikus bercabang-cabang, mempunyai kamar, pintu keluar atau masuk dan pintu darurat. Tikus sangat suka pematang sawah kotor.
Karenanya, hama tikus harus diberantas. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tikus baru-baru ini dilakukan di 3 lokasi, yaitu Desa Keli Rejo Kecamatan Belitang II, Desa Panca Tunggal Kecamatan Belitang Jaya, dan Desa Margodadi Kecamatan Semendawai Suku III Kabupaten OKU Timur.
Kegiatan gerakan pengendalian didampingi Penjabat BPT Unit III Belitang, Surojo, POPT, Saringah Syarif SP, dan PPEP POPT, Tito Yoga. Luas areal yang dikendalikan untuk OPT tikus adalah 4 ha, 6,5 ha dan 10 ha dengan umur tanaman antara 5 hingga 38 hari setelah tanam.
Hasil tikus yang didapat di Desa Keli Rejo 13 ekor, Desa Panca Tunggal 27 ekor, dan Desa Margodadi 17 ekor. ‘’Bahan pengendali yang kita gunakan adalah Rodentisida dengan bahan aktif Brodifakum 0,005% BB dan belerang,’’ ujar Tito.
BACA JUGA:Lakukan Gerdal , Kendalikan Ulat Grayak
BACA JUGA:Buat Perangkap Burung, Lakukan Gerdal
Setelah dilakukan gerakan pengendalian ini, petani diminta melakukan evaluasi 5-7 hari setelah gerakan pengendalian. ‘’Bila gejala serangan dan populasi OPT masih ada lakukan pengendalian lanjutan,’’ ujarnya.
Selain itu, bisa juga dilakukan pengendalian secara serentak, terus menerus dan pada hamparan yang luas. ‘’Kita juga minta petani melakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT,’’ ujarnya. (*)