SUMATERAEKSPRES.ID - Tradisi merupakan perilaku ditengah masyarakat yang sering diwariskan lintas generasi.
Di wilayah Kabupaten Muratara, ada tradisi unik yang sudah bertahan cukup lama, seperti 'sedekah ramo' yang kerap diselenggaran tiap kesempatan oleh masyarakat.
Entah sejak kapan tradisi kebersamaan, santap makanan secara masal di alam terbuka, menjadi hal yang khusus di lakukan masyarakat Kabupaten Muratara.
Pola unik itu sudah terbentuk ribuan tahun lalu. Menginggat banyak jejak lintas peradaban berkembang di wilayah Muratara.
Namun disimpulkan, adat sedekah ramo itu secara bahasa, merupakan perpaduan budaya islam dan adat tanah melayu yang di prediksi sudah masuk sejak abad ke 12 di Muratara.
Sedekah serapan dari bahasa arab, sadakoh, ramo serapan bahasa melayu, rame, rami artinyo bersama sama.
Tujuannya, memberikan sesuatu secara bersama sama untuk mendapatkan ridha Allah swt.
Aslinya, sedekah ramo identik dijadikan wasilah untuk bermunajat kehadirat allah, sekaligus menjadi senjata pamungkas warga di wilayah ini untuk menolak balak.
BACA JUGA:Kebersamaan Masyarakat Desa Tambangan dalam Tradisi Rame Idul Qurban, Ini Keseruannya!
BACA JUGA:Lemang Terbang, Tradisi Unik Sedekah Bumi Puyang Burung di Desa Kertayu Muba, Ini Sejarahnya
Tidak jarang, sedekah ramo dilakukan saat momen moment tertentu, seperti saat musim paceklik, saat warga banyak ditempa musibah, saat kemarau melanda, cuci kampung dan lainya.
Namun tidak jarang juga dilakukan warga sebagai wasilah bersyukur, seperti dilaksanakan usai soalat Idul Fitri maupun di idul Qurban atau moment lainnya.
Intinyo waktu sedekah ramo seluruh masyarakat itu membawa hidangan masing masing ke tanah lapang.