"Dikirim WA (WhatsApp) hanya dibaca, tidak dijawab. Ditelepon, diblokirnya nomor kami," cetus Desita. Minggu pagi, 23 Juni 2024, Desita bersama suaminya, Amir Hamzah pergi ke Pasar Satelit Lubuklinggau untuk berbelanja. Turut serta adiknya, Aan Saputra.
Secara kebetulan, mereka bertemu Icang di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau. Amir menanyakan lagi perihal garansi perbaikan motornya tersebut.
"Kata Icang, wajar saja motor itu rusak kalau sudah dibawa keliling dusun dan ke mana-mana. Tapi motor itu, tidak pernah dipakai. Di rumah,” klaim Desita.
Pertengkaran antara keduanya terjadi. Icang kemudian pergi, menantang Amir untuk menunggu di Pasar Satelit Lubuklinggau.
Ketika sama-sama bertemu lagi, Icang sudah bersama pamannya, Belly. Kaca mobil mereka digedor-gedor pelaku hingga pecah.
Amir yang masih dalam mobil, ditusuk salah satu pelaku. Aan yang keluar mobil, dikejar dan ditusuk Icang berulang kali hingga tewas di tempat.
Setelah kedua tersangka menyerahkan diri, keluarganya menyangkal keterangan pihak pelapor. Menurut Heri kerabat dari kedua tersangka, dia menyebut Amir lebih dulu mengancam Icang.
“Masalahnya soal motor. Amir memperbaiki motornya imbas banjir Februari lalu. Tapi Juni, Amir minta uang perbaikan motornya dikembalikan, alasannya motornya rusak lagi,” sebutnya.
Menurut Heri, garansi yang diberikan Icang adalah 1 bulan setelah selesai perbaikan. Namun Amir minta uangnya kembali pada Juni 2024, yang artinya masa garansinya sudah habis. Karena sudah lewat dari 1 bulan.“Amir sudah beberapa kali mengancam Icang, bahkan lehernya pernah dicekik Amir,” katanya.
Sebelum kejadian Minggu, 23 Juni 2024 itu, Icang pergi ke Lubuklinggau untuk menitipkan barang ke mobil taksi keluarganya, janjian bertemu di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau. Ternyata, di sana bertemu dengan Amir.
Karena diancam oleh Amir lagi, Icang mengadu kepada pamannya yang di Lubuklinggau, Belly. Belly pun menemani Icang kembali ke Terminal Pasar Satelit. “Aan keluar membawa kunci roda, kalau Icang tidak menusuk lebih dulu, mungkin dia yang dibunuh Aan,” klaimnya.
BACA JUGA:Beruntun Kasus Pembunuhan dalam Sepekan di Sumsel, Ini KataKriminolog Martini Idris
BACA JUGA:Tragedi Pembunuhan di Banyuasin: Mayat Pria Ditemukan Terikat Tali Rafia di Pinggir Jalan
Aan yang mengenakan baju hitam, tersungkur bersimbah darah. Belly mengira yang tersungkur itu keponakannya, Icang, karena juga memakai baju warna hitam. Sehingga Belly mengejar Amir, menusuknya pula.
Heri menyebut, setelah kejadian Icang maupun Belly tidak pulang lagi ke Desa Mandi Angin. “Kami semalam sudah rembuk keluarga, karena korban dan pelaku masih satu desa. Karena itu keluarga sepakat untuk meminta Icang dan Belly menyerahkan diri. Kami semalaman sampai tidak tidur, pagi tadi dapat kabar keduanya sudah menyerahkan diri, “ ungkap Heri. (zul/air)