Wow, Sepekan 6 Pembunuhan di Sumsel, Pengamat Sosial Sebut Faktor Ekonomi Dominan Ganggu Individu

Sabtu 22 Jun 2024 - 21:40 WIB
Reporter : Tim
Editor : Widi Sumeks

"Bapaknya itu pernah datang, melaporkan secara lisan lah 3 minggu yang lalu. Soal kehilangan anaknya belum pulang ke rumah sejak beberapa hari. Karena anaknya itu suka pergi-pergi dan tidak pulang," ungkap Kapolsek Pemulutan AKP M Ginting SH, Sabtu, 22 Juni 2024. 

Saat itu ayahnya, Lim Asiong (51), hanya melaporkan soal kehilangan orang saja. Tidak ada kehilangan barang yang dilaporkan. “Jadi disebarkanlah berdasarkan ciri-ciri bersangkutan, lewat anggota di lapangan," ucap Ginting.

Masih berdasarkan keterangan dari orang tuanya, lanjut Ginting, Nicky Pardede mengalami gangguan kejiwaan mental. Mengenai dugaan penyebab kematiannya, masih diselidiki Satpolairud dan Satreskrim Polrestabes Palembang.

BACA JUGA:Tragedi Pembunuhan di Banyuasin: Mayat Pria Ditemukan Terikat Tali Rafia di Pinggir Jalan

BACA JUGA:Siswi Kelas 10 SMK Terbunuh di Kebun Karet, Sepeda Motor Scoopy Hilang, Luka Pukulan Benda Tumpul

Sebab menurut Ginting, penemuan mayat korban di perairan Sungai Musi wilayah Kelurahan 14 Ulu, Palembang.   ”Karena ditemukan di sana (Palembang), jadi ya mereka yang menangani. Kalau kami (Polsek Pemulutan), juga bantu di sini, sifatnya mendampingi," pungkasnya.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Dr Haryyo Sugihhartono SIK MH, mengungkapkan mendiang Nicky Pardede semasa hidupnya merupakan pengguna narkoba. Informasi itu didapatkan pihaknya, dari keluarga korban sendiri.

“Sehingga oleh keluarganya, kaki korban ini dipasangkan rantai. Tujuannya agar korban tidak keluyuran dan memakai narkoba lagi. Apalagi pada saat korban ini dalam kondisi setengah sadar atau mabuk narkoba, sering mengamuk, dan dapat membahayakan orang lain,” beber Harryo.

Hingga pada akhirnya, 6 Juni 2024 itu Nicky Pardede berhasil kabur dari rumahnya. Sudah dilaporkan keluarganya ke polsek setempat, namun belum ditemukan. Hingga akhirnya korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia, mengapung dibawah Jembatan Musi 4.

Harryo mengatakan, hasil autopsi yang dilakukan tim dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, diketemukan bekas luka pada kening dari korban. Patut diduga akibat benda tumpul. “Tapi kami belum bisa menyimpulkan hal ini dari bagian tindak pidana atau bukan,” ulasnya. 

Termasuk pihaknya belum bisa disimpulkan apakah korban ini merupakan korban pembunuhan atau bukan. “Kita dalam waktu dekat ini, masih menunggu hasil autopsi korban, untuk memastikan hal tersebut,” jelas lulusan Akpol 1996 itu. 

Selain menunggu hasil autopsi, polisi juga terus menyelidiki dugaan penyebab dan motif dari tewasnya korban Nicky Pardede. Kata Harryo, anggotanya dari Satreskrim dan Satpolairud, masih terus melakukan penyelidikan di lapangan. 

 “Dengan temuan yang ada saat ini, sehingga nantinya menitikberatkan ke para pihak yang dicurigai mengetahui atau terlibat secara langsung dengan kejadian ini,” katanya.

Sebelumnya, dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang dr Indra Nasution SpF, mengatakan pada korban terdapat luka bekas banda tumpul kaki dan tangan, termasuk di kepala belakang. “Kematiannya disebabkan tenggelam, kemungkinan besar masih hidup saat masuk ke dalam sungai. Karena paru-parunya terisi air, lebih dari ukuran normal,” ungkapnya. 

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah SIK MH, mengatakan sudah menginstruksikan Unit Pidum-Tekab 134 dan Unit Ranmor, untuk menyelidiki kasus tewasnya Nicky Pardede ini. “Semoga dalam waktu dekat, kita dapat mengungkap teka-teki dan penyebab tewasnya  korban ini,” singkatnya.

 

Kategori :