Masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan akses pendidikan yang layak, seperti kekurangan fasilitas dasar dan tenaga pendidik.
Banyak pula masyarkat yang masih memiliki keterbatasan biaya untuk menunjang pendidikan.
Hal ini mengakibatkan anak-anak yang kurang mampu tidak memiliki kesempatan pendidikan yang sama dengan rekan-rekan mereka yang lain.
Minimnya akses pendidikan ini mengakibatkan banyak anak Indonesia yang terjebak di siklus pendidikan yang rendah.
Berdasarkan data dari BPS, angkatan kerja di Indonesia saat ini masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah.
Hal ini mengindikasikan masih tingginya angka putus sekolah dan hal ini akan berdampak pada kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan meningkatkan taraf hidupnya.
Maka dari itu, perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sumber: Data diolah dari BPS
BACA JUGA:Keindahan dan Mitos Bunga Edelweis: Simbol Abadi di Pegunungan, Ini Cerita dan Makna dalam Budaya!
Penerimaan perpajakan, sebagai salah satu sumber pendapatan negara, memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung peningkatan akses pendidikan di Indonesia.
Dari waktu ke waktu, pemerintah selalu konsisten dalam mengalokasikan dana yang ada ke fungsi pendidikan.
Komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat terlihat dari ouptut yang telah kita rasakan bersama.
Salah satu program pendidikan yang menjadi unggulan pemerintah adalah Program Indonesia Pintar (PIP).
Melalui program ini, bantuan pendidikan diberikan kepada siswa yang tergolong miskin/rentan miskin pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah.
Berdasarkan data dari Nota Keuangan APBN TA 2024, sampai dengan tahun 2023 sudah ada 20,2 juta peserta didik yang menerima manfaat dari program ini.