Cabe-Daging Ayam Masih Mahal, Pasca-Hari Raya Iduladha

Kamis 20 Jun 2024 - 19:19 WIB
Reporter : Agustina
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pascahari raya Iduladha, harga sejumlah komoditi di pasaran masih terbilang cukup tinggi dan belum kembali normal.

Pantauan harga Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Palembang di Pasar 16 Ilir, Kamis (20/6), harga komoditi beras premium dijual seharga Rp15 ribu per kg, gula pasir curah Rp17 ribu per kg, gula kemasan Rp18 ribu per kemasan/kg.

Sementara untuk minyak goreng curah Rp17 ribu per kg, minyak goreng kemasan Rp18 ribu per pcs, tepung terigu Rp13 ribu per kg/pcs. Daging sapi Rp140 ribu per kg, daging ayam ras masih mahal Rp38 ribu per kg, telur ayam ras Rp27 ribu per kg, bawang merah Rp40 ribu per kg, bawang putih Rp40 ribu per kg, cabe merah keriting Rp60 ribu per kg, cabe rawit masih tinggi Rp80 ribu per kg, dan cabe burung Rp60 ribu per kg. 

Namun di Pasar Km 5 harga terpantau sudah perlahan normal misalnya daging ayam ras Rp33 ribu per kg, bawang merah Rp30 ribu, cabe merah keriting Rp58 ribu per kg.  Kepala Disdag Kota Palembang, Isnaini Madani menyakini kenaikan harga lantaran momen Iduladha tak berlangsung lama, pihaknya yakin bakal segera normal kembali. 

BACA JUGA: CSR, Titan Group Sebar 7.030 Paket Sembako untuk Warga Ring 1 di Empat Daerah di Sumsel

BACA JUGA:Peduli Sesama di Momen Idul Adha, Titan Group Bagikan Ribuan Paket Sembako di Empat Daerah Sumsel

"Kemungkinan besar normal lagi usai lebaran ini, karena kenaikan harga itu karena situasional atau momen saja yaitu Iduladha," sampainya, kemarin. Dikatakan, tren kenaikan akibat momen tertentu biasa terjadi pada saat Idulfitri, Iduladha, Natal, dan pergantian tahun baru atau momen besar lainnya. 

"Di luar itu bisa juga dari kondisi bencana alam, el nina, la nina yang juga dapat mempengaruhi produktivitas komoditi bawang, cabai, hingga beras," lanjutnya. Selain itu, faktor eksternal kondisi ekonomi global, dampak peperangan suatu negara, harga emas dunia juga dapat mempengaruhi inflasi di suatu daerah. "Faktor-faktor seperti ini yang kita sulit tangani di level daerah. Skalanya sudah global dan sulit kita intervensi," pungkasnya. (*)

 

Kategori :