SUMATERAEKSPRES.ID - Baby Blues adalah kondisi yang sering dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan.
Gejala Baby Blues meliputi perasaan sedih, cemas, dan kelelahan yang berlangsung dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Nuran Abdat, sekitar 80 persen perempuan yang sedang hamil dan melahirkan mengalami Baby Blues.
Kondisi ini dapat menjadi cikal bakal atau meningkatkan kemungkinan seseorang menghadapi Postpartum Depression (PPD).
BACA JUGA:Hujan Deras Sebabkan Banjir di Kabupaten OKU, Ratusan Rumah Terendam, Nih Penampakannya!
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Pastikan Penuhi Permintaan Produk Selama Lebaran Idul Adha 1445 H
Namun, perlu digarisbawahi bahwa Baby Blues bukan gangguan mental atau kejiwaan.
Pada dasarnya, Baby Blues adalah tingkat terendah dari depresi pasca melahirkan.
Gejalanya meliputi perasaan sedih yang tiba-tiba, mudah marah, kelelahan yang berlebihan, perubahan nafsu makan, sulit tidur, dan suasana hati yang tidak stabil.
Baby Blues biasanya muncul dua hingga tiga hari setelah melahirkan dan berlangsung sekitar dua minggu.
Jika gejala dan perasaan sedih berlanjut lebih dari dua minggu, bisa jadi ibu mengalami depresi pasca melahirkan.
Penyebab Baby Blues dapat bervariasi, termasuk perubahan hormon, perubahan fisik dan emosional setelah melahirkan, kurangnya tidur yang cukup, stres, perasaan tidak siap menjadi ibu, serta perubahan dalam hubungan dengan pasangan.
Psikolog Klinis Vera Itabiliana juga menekankan bahwa faktor ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita saat memiliki anak juga dapat mempengaruhi kondisi Baby Blues.
BACA JUGA:Tetap Khusyuk Wukuf, Malam Suhu 44 Derajat