BENGKULU, SUMATERAEKSPRES.ID – Deni Daffa, petarung asal Bengkulu yang dikenal dengan julukan "The Destroyer," berhasil meraih kemenangan dalam One Pride MMA International Fight.
Dalam pertarungan tersebut, Deni mengalahkan lawannya dari China, Peng Peng, hanya dalam waktu 53 detik di ronde pertama.
Ajang ini mempertemukan sembilan petarung terbaik Indonesia dengan sembilan petarung terbaik China. Deni Daffa, yang bertarung di nomor urut empat, menghadapi Yang Peng Peng dalam kelas ringan (70,3 kg).
Review Pertandingan
Kedua petarung telah mempelajari rekaman video masing-masing dan mempersiapkan strategi yang matang. Deni Daffa dikenal memiliki pukulan atas dan teknik bantingan yang solid.
BACA JUGA:Perayaan Dhammasanti Waisak oleh Permabudhi Sumsel: Suasana Meriah dan Antusiasme Menggelora!
Kuncian yang digunakan Deni di awal ronde pertama sangat efektif, memanfaatkan momentum sebelum tubuh kedua petarung menjadi licin akibat keringat.
Dalam waktu kurang dari satu menit, Deni berhasil mengunci Peng Peng, yang membuat wasit menghentikan pertandingan karena lawan setengah pingsan.
Deni Daffa, petarung asal Bengkulu yang dikenal dengan julukan -Foto: ist-
Persiapan dan Dedikasi
Dedy Armansyah, manajer sekaligus pelatih dan ayah Deni Daffa, mengungkapkan bahwa persiapan intensif telah dilakukan sejak sebelum bulan puasa.
BACA JUGA:PWM Sumsel Dukung dan Patuhi Kebijakan PP Muhammadiyah dalam Pengalihan Dana BSI, Ini Penegasannya!
BACA JUGA:Haji Wada: Momen Istimewa Perpisahan Nabi Muhammad SAW dengan Umat Islam
Meski sempat libur dua hari untuk berpuasa, latihan terus berlanjut bahkan saat banyak orang merayakan libur Lebaran. "Kami membawa merah putih di pundak," ujar Dedy dengan bangga.
Dedy Armansyah, yang juga mantan petarung MMA generasi pertama dari tahun 2002, menjelaskan bahwa kamp pelatihan mereka, Bengkulu In Fight Camp, adalah yang tertua di Sumatera dan telah melahirkan banyak petarung hebat.
"Sebelum Daffa, kakaknya juga berlatih di sini, dan mereka sering bertanding bersama," tambahnya.
Tantangan Selanjutnya
Indonesia dan China akan bertemu kembali dalam pertarungan di Guangzhou, China, pada Oktober mendatang.
"Persiapan akan dimulai setelah istirahat sejenak. Tantangan di China pasti lebih berat, mereka akan memberikan petarung yang lebih tangguh," kata Dedy.
Meski demikian, semangat tim tetap tinggi, terutama dengan dukungan penuh dari keluarga dan penggemar.
Pertarungan berikutnya akan menjadi ujian yang lebih besar bagi Deni Daffa, namun dengan persiapan dan determinasi yang kuat, ia siap membawa pulang kemenangan untuk Indonesia.