Dia mengatakan program tersebut berjalan 2025 mendatang. Namun untuk tahun 2024 ini telah berjalan program Optimasi Lahan Lebak dari Kementerian Pertanian bersama TNI. "Untuk program Optimasi Lahan Lebak ini, OKU Timur mendapat alokasi 5.000 hektar," bebernya.
Junadi mengatakan, secara khusus pemerintah Kabupaten OKU Timur menyambut baik program dari Kementerian Pertanian. “Kami berharap mendapat alokasi bantuan yang lebih banyak, sebab OKU Timur memiliki potensi pertanian yang besar,” tukasnya.
Terpisah, Pj Bupati OKI, Ir Asmar Wijaya MSi mengatakan, saat ini ada 65 ribu hektare sawah yang akan yang akan dilakukan optimalisasi di Desa Bandar Jaya Kecamatan Air Sugihan. Didukung Kementerian Pertanian dan TNI
Sementara itu khusus di Desa Sungai Sibur ada 900 hektare yang sudah tahap pengerjaan. Melalui optimalisasi lahan (oplah) ini diharapkan dapat menggenjot produksi padi Sumsel.
“Sebagai penopang lumbung pangan nasional, Kabupaten OKI terus mengoptimalisasi lahan pertanian guna menggenjot produktivitas padi,” jelas dia. Yang satu kali akan jadi dua kali tanam dalam setahun. Sedangkan yang sudah dua kali, diusahakan untuk tiga kali tanam.
BACA JUGA:Panen Bisa 2-3 Kali Setahun, PLTS Irigasi Aliri 199 Ha Sawah
BACA JUGA:Waduh, Hingga Februari 2024, Baru 1.551 Hektar Sawah yang Panen di OKU Timur, Ini Penyebabnya!
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura OKI Ir Sahrul menambahkan, kalau OKI mendapatkan program oplah seluas 65 ribu hektar. “Tapi informasinya dikurangi dan sekarang tahap pengerjaan di wilayah Kecamatan Air Sugihan,” ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan Ogan Ilir, Abi Bakrin Sidik menyebut Ogan Ilir termasuk salah satu wilayah yang jadi sasaran cetak sawah dari Kementan. "Kementan sudah menargetkan 4.000 hektar di Ogan Ilir," ucap dia.
Abi menambahkan, dalam waktu dekat lahan cetak sawah tersebut segera dikerjakan. Sembari menyesuaikan genangan air masih cukup dalam. "Seharusnya, perintah dari Kementan, Juni ini harus ada progres," sebutnya. Namun, karena rata-rata sawah di Ogan llir langsung ke sungai, jadi kondisi airnya masih tinggi.
Misalnya di kecamatan Pemulutan, Indralaya dan beberapa wilayah lainnya. “Jadi belum bisa ditanami,” cetus Abi. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Muara Enim lakukan optomalisasi lahan pertanian di lahan rawa. Optimalisasi tersebut dilakukan di tiga kecamatan.
Kepala Dinas TPHP Muara Enim, Ulil Amri mengatakan bahwa Kabupaten Muara Enim termasuk dalam kegiatan optimalisasi lahan rawa dengan luas 2.400 hektar. "Itu tersebar di tiga kecamatan yakni di Kecamatan Muara Belida, Sungai Rotan dan 4 Petulai Dangku," ujarnya.
BACA JUGA:Sawah Pasang Surut
BACA JUGA:Banjir Bandang Terdampak 4 Kecamatan, Rusak Ratusan Hektare Sawah dan Kebun
Lanjutnya, dalam upaya optimalisasi tersebut yang dilakukan adalah memperbaiki sistem pengairan dengan irigasi. "Selama ini kan itu sistem rawa, jadi tergantung dengan kondisi alam, dimana salam setahun hanya bisa sekali tanam saja," terangnya.
Dengan irigasi tentu saluran-saluran air diperbaiki sehingga bisa mengalir ke seluruh petak sawah yang ada di beberapa kawasan tersebut. "Ya jadi tidak boleh kebanyakan dan tidak boleh kurang, nanti diperbaiki juga pintu-pintu airnya," ungkap dia.