SUMETERAEKSPRES.ID - Pondok Pesantren Assidiqiyah Kecamatan Lawang Wetan, Kabupaten Musi Banyuasin menjadi pusat kegiatan pengabdian Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Raden Fatah Palembang.
Pengabdian para mahasiswa terhadap masyarakat tersebut dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 26-27 Mei 2024.
Dengan mengambil tema mengembangkan kemampuan adaptasi guru dalam menggunakan teknologi informasi di era 5.0. Dimana peran guru harus mengalami transformasi signifikan sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang responsif.
Kaprodi Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Fatah Palembang. Prof. Dr. Saipul Annur, M.Pd menyampaikan, kegiatan ini merupakan pengenalan serta bimbingan kepada mahasiwa/mahasiswi terkait penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran.
BACA JUGA:Dekan FDK UIN RF Dilantik sebagai Pengurus DPP ASKOPIS untuk Lawan Hoax dan Politisasi Agama
Para mahasiswa/mahasiswi harus mengenali tentang adaptif dan responsif terhadap perkembangan teknologi agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Proses pelaksanaan pembimbingan ini meliputi pembahasan tentang teknologi informasi, tantangan dalam mengintegrasikan teknologi, serta strategi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi guru,” ujarnya, Senin 27 Mei 2024.
Lanjut Prof Saipul Annur, tantangan yang akan dihadapi oleh seorang guru dalam mengembangkan kemampuan adaptasi antara lain kurangnya literasi digital, akses terhadap teknologi dan infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari pimpinan sekolah dan rekan kerja.
“Untuk menghadapi tantangan tersebut, para mahasiswa/i diperlukan strategi yang komprehensif seperti meningkatkan literasi digital melalui pelatihan dan pengembangan profesional, serta menyediakan akses yang memadai terhadap teknologi dan infrastruktur,” jelasnya.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Raih Akreditasi Unggul
Melalui upaya ini, Prof Saipul Annur berharap kepada mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Fatah yang melaksanakan pengabdian ini, agar dapat terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang teknologi serta perubahan dalam pendidikan.
“Dengan demikian, mereka akan siap menghadapi tantangan serta mampu memanfaatkan peluang yang ada di era 5.0, agar menciptakan pengalaman pembelajaran yang relevan, inovatif, dan bermakna bagi siswa,” ungkapnya.