JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID- Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, menegaskan bahwa Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, BI memperkuat strategi operasi pro-market dengan beberapa langkah penting:
Penguatan Struktur Suku Bunga: Bank Indonesia memperkuat struktur suku bunga di pasar uang Rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik, mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.
Optimalisasi Sekuritas: BI mengoptimalkan penggunaan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
BACA JUGA:Bank Mestika Dharma Palembang Gelar Donor Darah
Selain itu, BI juga fokus pada stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas, baik pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Langkah lain yang diambil termasuk penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
Bank Indonesia juga memperdalam kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pada sektor ekonomi tertentu.
Di sektor sistem pembayaran, BI memperkuat sinergi dengan industri untuk memperluas akseptasi digital, khususnya dalam meningkatkan akuisisi merchant QRIS di seluruh kategori UMKM.
BACA JUGA:Loker Magang BUMN: Bank BRI dan PT Taspen Terima Lulusan SMA, D3, dan S1, Mahasiswa Juga Bisa Daftar
BACA JUGA:Kredit Bank Sampoerna Tembus Rp11,6 Triliun, Kenaikan Lampaui Kredit Perbankan Keseluruhan
Upaya ini didukung dengan peningkatan kualitas layanan dan berbagai program promosi serta kampanye penggunaan QRIS, termasuk QRIS Jelajah Indonesia.
Dalam rangka memitigasi dampak risiko ketidakpastian global, Bank Indonesia terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah.
Untuk pengendalian inflasi, koordinasi dilakukan melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Kebijakan moneter dan fiskal juga diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan momentum pertumbuhan ekonomi.
BI turut mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha.