PALEMBANG - Kasus deman berdarah dengue (DBD) di musim hujan saat ini mulai memprihatinkan. Terkini, dua warga kompleks Griya Hero Abadi positif DBD, sehingga pemerintah kecamatan cepat tanggap melaksanakan fogging di tiga RT di kawasan Griya Hero Abadi untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas.
Camat Alang-Alang Lebar, Sariansyah Ismail SSTP MS, mengatakan, langkah ini sebagai upaya tindakan cepat mengantisipasi DBD meluas, salah satunya penyemprotan fogging ke lingkungan perumahan Griya Hero, RT 63, 68, 71 di RW 18. “Langkah ini diambil setelah dua warga setempat terjangkit DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Kedua warga tersebut sempat menjalani perawatan di RS Siti Fatimah,” ungkapnya, kemarin.
Fogging ini bertujuan memutus rantai penularan DBD dan memberikan rasa aman kepada warga. “Kami pun mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) guna menghindari berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti,” terangnya.
Pihaknya berharap peran serta masyarakat karena tanpa kerja sama bersama sulit bagi pemerintah mengatasi kerawanan penyakit DBD. Sementara, Febri, warga Griya Hero Abadi mengapresiasi pemerintah kecamatan yang segera melakukan fogging mencegah penyebaran DBD lebih lanjut.
BACA JUGA:Kasus DBD Tinggi, Sebar Tim Fogging, Sampai ke Tingkat Kecamatan-Kelurahan
BACA JUGA:DBD Melonjak, Pemkot Gelar Fogging Serentak
Diketahui jumlah kasus DBD di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan signifikan. Tercatat periode Januari hingga 20 Mei 2024, angka sebaran kasus DBD telah mencapai 3.814 orang. Jumlah itu ada penambahan 1.000 kasus dibandingkan 3 tahun terakhir.
Pada tahun 2021, distribusi kasus di Sumsel hanya sebanyak 1.135 orang, 2022 naik 2.854 orang, dan 2023 ada 2.804 orang. “Iya saat ini kasus di DBD mengalami peningkatan yang sangat tinggi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa.
Menurutnya, kenaikan kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari yang mencapai 1.578 kasus, kemudian Februari 1.194 kasus, Maret 729 kasus, dan April 293 kasus. "Untuk Mei ini baru 20 kasus per 20 Mei, tapi masih di-update terus,” jelasnya.
Jumlah kasus DBD terbanyak ada di Palembang mencapai 219 orang. Angka itu turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 908 kasus (2022) dan 727 kasus (2023). Terbanyak berikutnya di Kabupaten Muba dengan 192 kasus. Kemudian Banyuasin 163 kasus, OKU 146 kasus, Prabumulih 145 kasus, OI 139 kasus, OKI 119 kasus dan Muara Enim 106 kasus. Sementara 9 daerah lainnya di bawah 100 kasus DBD.
BACA JUGA:Fogging Ternyata Tidak Efektif, Ini Solusi Cerdas Mengatasi DBD!
BACA JUGA:Patungan demi Beli Minyak Fogging , Penyakit DBD Serang Dua Desa
“Sepanjang Januari-20 Mei, angka kematian kasus DBD mencapai 34 orang. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2021-2023. Pada 2021 kasus kematian DBD di Sumsel hanya 3 orang. Kemudian 2022 naik menjadi 31 orang, dan 2023 turun menjadi 22 orang,” sebutnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat dan pihak terkait waspada terhadap DBD. Bahkan, Dinkes Sumsel pada Januari lalu telah mengantisipasi kian mewabahnya DBD dengan mengeluarkan surat edaran pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan Februari mengeluarkan SE antisipasi kejadian luar biasa (KLB).
Upaya itu, kata dia, untuk membuat tren kasusnya menurun pada Maret hingga Mei ini. “Dinkes Sumsel juga telah mendistribusikan insektisida, larvasida dan RDT ke seluruh daerah di Sumsel sebagai upaya antisipasi. Pelaksanaan PSN dan pengendalian vektor juga telah dilakukan serentak di kabupaten/kota untuk mengantisipasi meluasnya DBD di Sumsel,” tukasnya. (iol/fad)